REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberi pengarahan kepada anak putus sekolah di eks Gedung Siola lantai IV, Sabtu (10/3). Kegiatan yang digagas Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya ini diharapkan bisa menyelesaikan problematika anak putus sekolah di Surabaya.
Di hadapan puluhan anak putus sekolah, Risma menyampaikan agar mereka bisa belajar untuk hidup secara mandiri dan tidak terus bergantung kepada orang tua. Sebab, tidak selamanya orang tua mampu menopang kehidupan mereka. "Mulailah diri dengan hidup mandiri, dan jangan terus menggantungkan dengan orang tua kalian," kata Risma
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu mengingatkan, setiap orang pasti butuh untuk makan dan butuh untuk mempersiapkan masa depan. Maka dari itu, Risma berpesan agar anak-anak putus sekolah ini mau mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik.
"Kalau kalian tidak bisa memikirkan masa depan kalian sendiri, terus siapa yang akan memikirkan? Karena orang tua kalian tidak bisa mendampingi kalian terus," ujar Risma.
Risma menyampaikan, permasalahan anak putus sekolah ini bermacam-macam alasannya. Mulai karena malas sekolah, ada yang nakal, dan ada pula yang memang mereka tidak mampu untuk membayar biaya sekolah.
Untuk itu Risma merasa perlu untuk membina anak-anak tersebut dan kemudian membimbing mereka menemukan masa depannya. Menurut Risma, selain akan mengembalikan mereka ke pendidikan formal dan non-formal, pihaknya juga akan menyisipkan beberapa kegiatan dalam upaya mengembangkan minat dan bakat anak. Seperti mengarahkan mereka yang kreatif menuju ke koridor, dan memberikan bimbingan usaha bagi anak yang ingin berwirausaha melalui program pejuang muda.
"Yang ingin usaha nanti akan kita latih, dan nanti kalau usianya sudah 18 tahun, baru kita berikan modal," kata Risma.
Risma menjelaskan, esensi utama dari acara ini adalah bagaimana bisa mengembalikan mereka ke sekolah. Sehingga mampu mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik, karena orang hidup itu harus punya bekal, yakni pendidikan.
"Kita coba akan treatment lebih detail lagi, untuk bagaimana mereka tertarik dibidang apa, supaya dia langsung kita fokuskan kemana dan ke bisnis apa," ujar Risma.