REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek mencatat sekitar 8.000 unit kendaraan yang biasa melintasi Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur akan terdampak rekayasa lalu lintas ganjil genap per 12 Maret 2018.
"Prediksi kami sekitar 8.000 kendaraan ini yang akan beralih menggunakan moda transportasi lain seperti bus Transjabodetabek atau menggunakan rute pintu tol lain," kata General Manager Cabang Jakarta-Cikampek PT Jasa Marga Raddy R Lukman di Bekasi, Kamis (8/3).
Menurut dia, jumlah tersebut dihitung berdasarkan angka rata-rata transaksi tol di dua gerbang yang akan diterapkan sistem ganjil genap oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek. Pihaknya mencatat dari 8.000 kendaraan tersebut, sebanyak 2.600 di antaranya rutin melintasi Gerbang Tol Bekasi Barat I dan 2.400 di Bekasi Barat II, dan hampir 3.000 di Bekasi Timur pada pukul 06.00-09.00 WIB.
"Mereka adalah pengendara yang rutin mengakses gerbang tol pemilahan ganjil genap ke arah Jakarta dan sekitarnya," katanya.
Menurutnya, implementasi ganjil genap diproyeksikan pihaknya sanggup mengurangi sekitar 25 persen volume kendaraan yang ada di pintu tersebut. Raddy menambahkan, pembatasan melintas kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek melalui impelementasi ganjil genap dan pembatasan truk bertonase berat tidak akan berdampak pada kerugian perusahaan.
"Justru kami merasa diuntungkan bila kendaraan mengalir, sebab transaksi pun akan berjalan lebih banyak kalau kendaraan mengalir daripada 'stuck' (mampat) akibat dampak kemacetan parah," katanya.