Jumat 09 Mar 2018 00:03 WIB

Polisi Kumpulkan Dai dan Pengurus Masjid di Sukabumi

Ulama dan pengurus masjid dibekali untuk mewaspadai hoaks.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andri Saubani
Berita bohong atau hoax.
Foto: kemkominfo
Berita bohong atau hoax.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Puluhan pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM) dan dai dikumpulkan di Polres Sukabumi Kota, Kamis (8/3). Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencegah keresahan di kalangan ulama akibat berita hoaks yang beredar di media sosial (medsos).

"Hari ini kami membekali para ulama dan DKM untuk mewaspadai adanya hoaks yang membahayakan persatuan dan kesatuan," terang Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan di Mapolres Sukabumi Kota Kamis (8/3).

Menurut Susatyo, hoaks bisa menyebar tanpa disadari di tengah masyarakat. Sehingga, lanjut dia, dalam tausiah atau ceramah para ulama bisa memasukkan muatan bagaimana berperilaku di dalam dunia maya tidak hanya berperilaku di dalam dunia nyata.

Hal ini, terang Susatyo, untuk mengatur bagaimana hubungan antarmanusia bisa berjalan dengan baik. Ia berharap, para ulama dan dai di daerah tidak mudah terpengaruh dengan hoaks yang meresahkan tersebut.

Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, dikumpulkannya DKM dan marbot masjid untuk mengantisipasi hoaks yang diviralkan. "Khawatir hoaks ini menimbulkan keresahan di para ulama dan mengurangi kegiatan di masjid-masjid," cetus dia.

Bahkan, lanjut Muraz, ada warga yang menyampaikan untuk keluar malam ke masjid merasa khawatir. Selain itu, kata dia orang menjadi imam dan mengikuti pengajian malam-malam pun menjadi khawatir.

Oleh karena itu, ujar Muraz, hoaks ini dinilai sudah cukup meresahkan. Dari penyampaian kapolres, kata dia, berita tersebut kebanyakan hoaks yang berupaya menciptakan ketikdapercayaan para ulama terhadap jajaran polri dan pemerintah.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi Muh Kusoy mengatakan, beredarnya hoaks dengan kalimat mengumpat, mencela dan menjelekkan orang lain di medsos sangat memprihatinkan. "Padahal perbuatan tersebut haram hukumnya," cetus dia.

Di sisi lain, lanjut Kusoy, para ulama dan pesantren di Sukabumi mendapatkan jaminan keamanan dari polisi terkait adanya isu penganiayaan ulama. Ia menerangkan setiap pesantren dan ulama akan dijaga aparat kepolisian.

Khusus kepada ulama, kata Kusoy, jangan takut dan ragu dalam melaksanakan ibadah dan dakwah karena senantiasa dilindungi Allah. Sementara terhadap umat, kata dia, jangan percaya kalimat adu domba dan melakukan tabuyun atau kepada orang-orang yang paham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement