REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR- Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri mendapat gelar Doktor Honoris Causa di bidang politik pemerintahan dari Institusi Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Gelar tersebut diberikan saat upacara sidang terbuka penganugerahan gelar kehormatan, Kamis (8/3) yang dihadiri oleh berbagai tokoh politik dan tokoh pemerintahan.
Rektor IPDN, Ermaya Suradinata, mengatakan pemberian gelar Doktor Honoris Causa oleh IPDN kepada presiden kelima Megawati Soekarnoputri untuk pertama kalinya sejak berdirinya IPDN yang didirikan oleh Presiden pertama RI, Sukarno.
"Tim promotor telah mempelajari dan menilai serta mempertimbangkan gagasan, semangat, prestasi dan jasa yang luar biasa dari ibu Megawati Soekarnoputri selama menjabat sebagai presiden kelima terutama terkait kebijakan strategis politik pemerintahan," ujarnya, Kamis (8/3).
Menurutnya, presiden kelima ini yang telah menggagas perlunya koridor desentralisasi dalam grand design otonomi daerah. Kemudian, mendorong agar otonomi daerah perlu diperkuat sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, yang bersangkutan yang telah mengagas untuk menguatkan otonomi khusus Papua dan Aceh. Dengan menata otonomi khusus Papua dan Aceh. "IPDN menimbang Megawati telah berkontribusi dan berjasa untuk perkembangan pemerintahan Indonesia," katanya.
Ia menuturkan, Megawati merupakan sosok yang berpengetahuan luas mengenai politik dan pemerintahan serta konsisten menegakkan demokrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Atas dasar itu IPDN memandang Megawati pantas dianugerahi gelar kehormatan tersebut.
"Keputusan senat IPDN memutuskan dan menetapkan memberikan gelar Doktor Honoris Causa atas jasa dan prestasi penyelenggaraan pemerintahan," ungkapnya.
Penganugerahan ditandai dengan pengalungan samir dan pemberian ijazah. Megawati yang mengenakan toga hitam dan kuning secara bergantian menyalami tamu undangan yang hadir dalam kesempatan tersebut.
Sebelumnya, Megawati juga sudah menerima enam gelar Doktor Honoris Causa. Yakni, dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang (2001); Moscow State Institute of International Relation, Rusia (2003); Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korsel (2015); Universitas Padjadjaran (2016); Universitas Negeri Padang (2017); dan Mokpo National University, Mokpo, Korsel (2017).