Kamis 08 Mar 2018 07:16 WIB

Pesan Jimly untuk Penyelenggaraan Pilkada 2018

Pesan baik kepada kepala daerah yang nantinya terpilih maupun kepada masyarakat.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie  memberikan keterangan kepada media dalam acara diskusi media dialektika di Jakarta, Rabu (21/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan keterangan kepada media dalam acara diskusi media dialektika di Jakarta, Rabu (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyampaikan pesan terkait penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 pada Juni mendatang. Pesan tersebut baik kepada kepala daerah yang nantinya terpilih maupun kepada masyarakat. 

Jimly mengatakan, begitu terpilih, pemimpin harus segera menunjukkan kesiapan dalam memimpin termasuk ke orang yang tidak memilihnya. Jimly mengatakan seorang kepala daerah harus bisa menjadi pemimpin untuk semua orang dan golongan.

"Tidak hanya untuk mereka yang memilih, tapi ke semuanya," ucapnya dalam diskusi Peta Politik Indonesia: Kiprah ICMI dalam Tahun Politik 2018 di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3).

Kepada masyarakat yang menggunakan hak pilihnya, Jimly berharap, jangan terlalu serius atau terbawa perasaan, terlebih ketika calon yang diusung tidak terpilih. Selama ini, Jimly melihat terkadang tim sukses dan pendukung lebih emosional dibandingkan orang yang disuksesi.

Selain itu, Jimly mengingatkan agar masyarakat tetap menghormati Indonesia yang memiliki keragaman suku, agama dan ras (SARA). "Kita realistis saja, jangan sampai isu SARA ini terus digoreng," ujar lelaki kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, tersebut.

Menurut Jimly, isu SARA memang akan selalu ada, termasuk di Amerika Serikat yang sudah menjadi negara maju. Hanya, poin paling penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara masyarakat menyikapinya, termasuk dengan tidak terlalu terbawa perasaan.

Dalam tiap pergulatan politik di Indonesia, ICMI mendorong untuk tetap membudidayakan sikap santun dan saling menghormati. Poin ini patut diperhatikan guna menghindari permusuhan akibat pilihan politik yang berbeda.

Jimly menambahkan, ICMI mengimbau agar politik identitas tidak dipertajam sehingga menimbulkan konflik dan kerawanan sosial. Karena itu, dia meminta kepada para calon peserta Pilkada 2018 untuk tetap menjaga dan mengutamakan persatuan bangsa Indonesia di tengah panasnya kompetisi. 

Dia mengingatkan calon kepala daerah bahwa mereka tetap sesama saudara dan sebangsa. "Sehingga, tidak ada alasan untuk berkonflik yang mengakibatkan kerawanan sosial," ujar dia. 

Jimly menambahkan, jangan pernah mencintai maupun membenci seseorang dari berita media sosial. Sebab, tidak semua informasi yang ada di media sosial mengandung fakta. Kini, terutama pada tahun politik ini, semakin banyak berita hoaks tersebar di dunia maya.

Jimly juga menganjurkan kepada para calon kepala daerah agar menyampaikan informasi yang sesuai fakta dalam kampanye. Juga, tidak menyerang pribadi kontestan lain dengan isu bohong bersifat adu domba. 

"Karena justru akan membuat kompetisi tidak kondusif sehingga mengakibatkan munculnya situasi politik memanas berkepanjangan," ucapnya.

Media sosial pun, Jimly mengatakan, jangan dijadikan ajang saling menghujat dan menebar kebencian. Ia menyarankan, media sosial dijadikan sebagai media sosialisasi program politik masinh-masing calon.

Secara organisasi, ICMI akan bersikap netral dalam Pilkada 2018 serta mendukung positif semua calon yang bertujuan memajukan daerahnya. Pilkada 2018 ini menjadi patokan awal dari Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

Apabila dua tahapan ini berjalan aman, Jimly menjelaskan, akan mengantarkan tahapan kemajuan bangsa secara pasti di kemudian hari. “Saya optimistis kalau semuanya akan berjalan lancar. Ada masalah sedikit, anggap saja itu bunga-bunga. Kalau nggak ada masalah justru nggak seru, bukan?" ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement