Rabu 07 Mar 2018 07:00 WIB

Persaingan Ketat Andika Vs Herindra Menjadi KSAD

Pergantian KSAD memang murni kewenangan Jokowi.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyalami Dankodiklatad Letjen Andika Perkasa.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyalami Dankodiklatad Letjen Andika Perkasa.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erik Purnama Putra, Jurnalis Republika

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengeluarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/196/III/2018, tertanggal 2 Maret 2018. Dari 35 mutasi perwira tinggi (pati) TNI, ada satu nama yang mendapat sorotan, yaitu Mayjen Muhammad Herindra. Lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1987 ini mendapat promosi dan akan menyandang bintang tiga di pundaknya.

Herindra yang saat ini menjabat Perwira Staf Ahli (Sahli) Tingkat III Bidang Hubungan Internasional Panglima TNI dipromosikan menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) TNI menggantikan Letjen Dodik Widjanarko. Dodik sepertinya 'dikotakkan' dengan hanya menjadi Staf Khusus Panglima TNI. Hal itu berkaitan dengan keterlibatan Letjen Dodik dalam penanganan kasus pembelian helikopter Agusta Westland (AW) 101 ketika menjadi Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI. Usai Jenderal Gatot Nurmantyo tak lagi berkuasa di Cilangkap, Marsekal Hadi Tjahjanto sepertinya tak berkenan dengan Letjen Dodik.

Kembali ke Mayjen Herindra, promosi yang didapatkannya tentu menjadi kabar baik baginya. Hal itu karena ia akan masuk ke dalam segelintir pati TNI AD yang bisa menyandang pangkat letjen. Dampak dari keputusan itu juga menyangkut peluangnya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) kini terbuka lebar. Sebelumnya, hanya Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan AD (Dankodiklatad) Letjen Andika Perkasa yang namanya terus disebut-sebut bakal menjadi AD 1 menggantikan Jenderal Mulyono. Perlu diketahui, Jenderal Mulyono akan pensiun pada akhir Januari 2019.

Dengan naiknya Mayjen Herindra maka Letjen Andika memiliki saingan kuat dalam perebutan kursi KSAD ke-32. Apalagi, keduanya sama-sama alumnus Akmil 1987. Jika Mayjen Herindra merupakan peraih Adhi Makayasa, sebaliknya Letjen Andika menjadi lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) tahun 1999/2000.

Selain mereka berdua, ada satu lagi bintang tiga yang juga bisa menjadi KSAD, yaitu Letjen Tatang Sulaiman yang menjabat Wakil KSAD. Lulusan Akmil 1986 tersebut memiliki kelemahan untuk menjadi orang nomor satu di TNI AD, yaitu terkait usianya. Letjen Tatang yang kelahiran Bandung, 1 April 1962 akan berusia hampir 57 tahun ketika Jenderal Mulyono pensiun. Dengan masa tugas tersisa satu tahun, peluangnya untuk terpilih menjadi KSAD oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap ada, meski menurut penulis tidak sebesar Letjen Andika dan Mayjen Herindra.

Calon terkuat

Nama Letjen Andika sebenarnya sudah santer sejak lama diprediksi akan menjadi KSAD. Hal itu karena kedekatannya dengan lingkaran kekuasaan membuat kariernya ikut terdongkrak. Selepas Jokowi memenangi pilpres 2014, ia ditunjuk menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Sulit dipungkiri, pihak Istana menunjuk Andika karena statusnya sebagai menantu Jenderal (Purn) AM Hendropriyono yang menjadi tim sukses Jokowi.

Setelah mengawal Presiden Jokowi hampir satu setengah tahun, Andika dimutasi menjadi Pangdam XII/Tanjungpura pada Mei 2016. Kala itu, tersiar kabar Andika akan dipromosikan menjadi Pangdam Jaya, tetapi akhirnya ia berlabuh dengan berkantor di Pontianak. Pada awal Januari 2018, ia dilantik menjadi Dankodiklatad. Sebenarnya, muncul juga isu Andika akan dipromosikan menjabat Panglima Komando Strategis AD (Kostrad) menggantikan Letjen (Purn) Edy Rahmayadi. Namun, posisi Pangkostrad dijabat Letjen Agus Kriswanto, yang posisi ditingalkannya diisi Andika.

Uniknya, Letjen Agus akan memasuki masa pensiun pada akhir Juli 2018. Dengan begitu, dalam waktu hitungan beberapa bulan lagi, ada posisi bintang tiga strategis yang lowong. Apakah posisi itu akan diduduki Andika, sebagai batu loncatan untuk menunggu jabatan KSAD? Skenario itu bisa saja terjadi. Namun, yang pasti, sebenarnya dengan posisi yang sekarang ini, Andika bisa saja langsung dipromosikan menjadi bintang empat. Apalagi, penentuan jabatan KSAD berada di tangan Presiden Jokowi, dengan usulan dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Sementara itu, peluang Mayjen Herindra juga tidak kalah besar. Namanya sempat meredup ketika dimutasi menjadi Sahli Panglima TNI dari Pangdam III/Siliwangi. Namun, tidak disangka, mantan komandan jenderal Komando Pasukan Khusus (danjen Kopassus) itu kemudian dipromosikan untuk menjadi orang nomor tiga di Mabes TNI. Herindra yang kini juga ditunjuk menjadi Deputi I Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Asian Games 2018 itu jelas juga berpeluang menggantikan Jenderal Mulyono.

Merujuk usia, baik Andika maupun Herindra kini sama-sama di angka 53 tahun. Usia keduanya hanya berjarak satu bulan. Andika kelahiran Bandung, 21 Desember 1964 sedangkan Herindra kelahiran Magelang, 30 November 1964. Keduanya sejak awal memang merintis karier di Kopassus. Andika merupakan mantan Komandan Tim 3 Sat-81/Gultor Kopassus, sedangkan Herindra pernah menjadi Komandan Tim 1 Sat-81/Gultor Kopassus.

Meski begitu, ada hal nonteknis yang bisa menentukan keduanya untuk mendapat promosi satu bintang lagi. Keunggulan Andika adalah ia memiliki kedekatan dengan lingkaran kekuasaan. Apalagi, Presiden Jokowi akan menghadapi pencoblosan pada 17 April 2019. Tentu ia membutuhkan orang yang dapat dipercaya untuk memegang tampuk pimpinan tertinggi TNI AD. Sudah jamak diketahui, struktur TNI AD yang menjangkau hingga ke tingkat desa bisa menjadi mata dan telinga pemerintah dalam menentukan sebuah kebijakan. Karena itu, tidak mengagetkan pula apabila nantinya Presiden Jokowi memilih Andika menjadi KSAD pada awal 2019.

Dengan begitu, apakah peluang Herindra menjadi tipis? Tentu saja tidak! Keterlibatan Herindra dalam CdM Kontingen Indonesia bisa ikut melambungkan namanya. Hal itu dapat terwujud apabila Kontingen Indonesia yang bertanding di negeri sendiri bisa meraih prestasi membanggakan. Memang cukup berat untuk melawan atlet dari Cina, Jepang, Korea Selatan, maupun Iran. Namun, atlet Indonesia setidaknya harus bisa meraup medali sebanyak mungkin karena bertanding dengan dukungan masyarakat. Apabila Indonesia mampu menembus posisi lima besar atau bisa masuk 10 besar Asian Games 2018, yang di Asian Games 2014 duduk di urutan ke-17, hal itu dapat menjadi kredit tersendiri bagi Herindra.

Tentu patut ditunggu perjalanan karier keduanya hingga 10 bulan ke depan. Pergantian KSAD memang murni kewenangan Jokowi. Namun, dalam kondisi tertentu, bisa saja pergantian KSAD dipercepat dalam rangka konsolidasi politik untuk memperkuat posisi pemerintah menjelang pilpres 2019. Sebelum berebut menjadi KSAD, bukan tidak mungkin, baik Andika maupun Herindra masih akan terkena mutasi lagi. Adapun bagi pati TNI AD lainnya, penulis menganggap cukup berat peluangnya untuk gabung berkompetisi dengan kedua orang itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement