Sabtu 03 Mar 2018 18:05 WIB

Pemerintah Siapkan Pelatihan Khusus Revolusi Mental Pejabat

Pelatihan tidak hanya untuk pejabat eselon tapi juga kalangan swasta

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyampaikan pidato sambutannya saat menghadiri acara deklarasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Rabu (23/3).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyampaikan pidato sambutannya saat menghadiri acara deklarasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Rabu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan menyiapkan pelatihan khusus Revolusi Mental bagi para penyelenggara negara dan pegawai pemerintah guna menghadapi globalisasi dan perubahan teknologi yang semakin canggih atau kerap disebut revolusi industri 4.0. Dalam keterangan tertulis, pemerintah telah menggelar rapat koordinasi persiapan workshop Program Diklat Revolusi Mental untuk Implementasi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia di Kemenko Perekonomian Jakarta, Jumat (2/3) yang dipimpin oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution.

"Sekarang adalah bagaimana kita merubah 'mindset' (pola pikir) kita dengan revolusi 4.0 ini, dan bagaimana teamwork kita dalam bekerja. Awal kita 1.000 peserta saja dulu, intinya kita ingin masif. Ini ada 34 kementerian, kita tinggal perkaya sedikit dan tinggal kita bagi. Presiden Jokowi mau ada dari semua eselon dan menteri-menteri juga ikut," kata Luhut.

Pelatihan khusus tersebut nantinya tidak hanya akan diberikan bagi pegawai pemerintah setingkat eselon I, II, III, dan IV di semua kementerian, tetapi juga dari kalangan swasta dan non government organization (NGO/LSM). Keterlibatan semua pihak diharapkan dapat mendorong satu kesepahaman, baik dalam pola pikir maupun cara bertindak demi kemajuan bangsa.

Luhut menjelaskan, ide pelatihan tersebut berawal dari keinginan Presiden Joko Widodo agar setiap pihak mempunyai kesepahaman dalam pola pikir dan cara bertindak guna menghadapi era digitalisasi teknologi dseperti saat ini.

"Jadi bagaimana kita menyikapi perkembangan teknologi 4.0 itu yang begitu cepat. Bagaimana pula cara membuat manajemen yang rapi dan 'teamwork' (kerja tim) yang rapi. Sekarang, apabila dikaitkan dengan teknologi 4.0, karena teknologi ini kalau kita tidak paham, nanti masing-masing akan lari kemana-mana," ujarnya.

Senada dengan Luhut, Darmin menambahkan perlunya persiapan yang baik untuk program tersebut. Ia mengaku khawatir banyak pihak yang belum siap, terlebih jika hanya mengandalkan teori, tanpa disertai praktik.

"Kita tidak bisa lagi hanya berpikir dengan 'mindset' seperti sekarang ini dan bertindak dengan gaya lama. Nah bagaimana caranya? Kalau hanya pakai teori tentu tidak akan jalan, maka caranya adalah harus adanya pelatihan langsung," imbuhnya.

Program pelatihan revolusi mental diadaptasi dari program sebelumnya yang dinilai berhasil diterapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dalam meningkatkan kemampuan dan kompetensi tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Dalam implementasinya nanti, pemerintah akan melibatkan para pembimbing berkualitas dari Tsinghua University (Cina), Massachusets Institute of Technology/MIT (Amerika Serikat) dan Temasek.

Program tersebut rencananya akan dimatangkan kembali pada April dan dilaksanakan pada Mei tahun ini, setelah sebelumnya dibentuk panitia kecil yang akan mendata para peserta dari 34 kementerian.

Selain Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan dan Menko Perekonomian Darmin Nasution, rakor ini juga dihadiri oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Riset dan Teknologi, Pendidikan Tinggi  Muhammad Natsir, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Gubernur Lemhanas Agus Widjojo, para perwakilan kementerian dan lembaga, serta Profesor Otto Scharmer dari MIT Boston sebagai pemberi materi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement