Jumat 02 Mar 2018 21:36 WIB

Bencana Gerakan Tanah, 220 Rumah Rusak Berat di Kuningan

Warga pun masih mengungsi ke tempat yang lebih aman

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).
Foto: bpbd.kuningankab.go.id
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  KUNINGAN -- Ratusan rumah warga di delapan desa di lima kecamatan di Kabupaten Kuningan rusak akibat bencana gerakan tanah dan longsor dalam sepekan terakhir. Warga pun masih mengungsi ke tempat yang lebih aman.

 

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Kuningan, Jumat (2/3) pukul 17.00 WIB, delapan desa yang mengalami bencana itu, yakni Desa Margacina dan Jabranti di Kecamatan Karangkancana serta Desa Pinara, Gunung Manik dan Pamupukan di Kecamatan Ciniru.

 

Selain itu, Desa Cipakem di Kecamatan Maleber, Desa Situgede, Kecamatan Subang dan Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum.

 

"Dampak keseluruhan, ada 276 unit rumah milik warga yang rusak," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin.

 

Dari 276 unit rumah yang rusak itu, sebanyak 220 unit rumah mengalami rusak berat. Sedangkan sisanya, 23 unit rumah mengalami rusak sedang dan 33 unit rumah rusak ringan.

 

Selain rumah warga, akses jalan desa dan jalan utama juga tertimpa longsor dan putusterbawa longsoran sepanjang kurang lebih 15,5 kilometer. Bencana gerakan tanah dan longsor itupun merusak empat unit sarana ibadah, dua unit sarana pendidikandan satu unit Posyandu.

 

Agus menyatakan, warga yang terdampak bencana gerakan tanah dan longsor hingga kini masih mengungsi. Selain di sejumlah lokasi pengungsian yang sudah disediakan, banyak pula yang mengungsi di rumah kerabat masing-masing.

 

Di Desa Margacina, Kecamatan Karangkancana, tercatat ada 167 kepala keluarga (KK),667 jiwa yang mengungsi. Dari jumlah itu, 57 KK, 220 jiwa mengungsi di pos pengungsian Kaduagung dan 110 KK, 445 jiwa mengungsi di rumah sanak keluarga mereka.

 

Di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, tercatat ada 111 KK, 387 jiwa yang terdampak. Saat ini, yang masih tinggal di lokasi pengungsian di Dusun Gunungjawa tinggal 4 KK. Sisanya menyebar di rumah warga.

 

"Untuk Desa Pinara, Kecamatan Ciniru, ada 357 KK, 1196 jiwa yang mengungsi di berbagai lokasi penguungsian maupun rumah warga," terang Agus.

 

Sementara untuk Desa Gunung Manik, Kecamatan Ciniru, warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun, 92 KK, 390 jiwa warga yang terdampak di desa ituharus tetap mengungsi jika curah hujan tinggi.

 

Di Desa Pamupukan, Kecamatan Ciniru, sebanyak 38 KK, 123 jiwa warga mengungsi ke rumah sanak keluarganya. Sedangkan di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, tercatatada 188 KK, 644 jiwa yang mengungsi.

 

"Di Desa Situgede, Kecamatan Subang, ada 100 KK, 334 jiwa yang siap-siap harus mengungsi jika intensitas hujan tinggi," kata Agus.

 

Sedangkan gerakan tanah dan longsor di Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum, membuat 60 unit rumah warga harus dikosongkan. Pasalnya, bencana yang terjadi pada Sabtu (24/2) itu membuat puluhan rumah tersebut dinding dan lantainya retak-retak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement