REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Antrean panjang kendaraan menjadi pemandangan yang umum di beberapa sekolah di Kota Bandung yang letaknya dekat jalan besar. Kendaraan-kendaraan ini merupakan kendaraan pribadi yang mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah. Kondisi ini pun mengakibatkan kemacetan di sekitar sekolah.
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Komunitas Bandung Ecotransport tak ingin tinggal diam. Keduanya berkolaborasi untuk menciptakan inovasi yang bisa mengatasi kondisi tersebut. Dibantu oleh organisasi internasional asal Belanda, Hivos, Pemkot Bandung akan menggelar kampanye #PelajarBeraniMandiri.
Kampanye tersebut akan dimulai pada 7 Maret 2018 dan akan berlangsung selama tiga bulan. Setiap hari Rabu, anak-anak diimbau untuk berjalan kaki dari titik pengantaran sampai ke sekolah. Tim relawan telah berkoordinasi dengan setiap sekolah untuk bisa mengimbau orang tua agar mengantarkan anaknya tidak sampai depan gerbang sekolah.
"Kita siapkan enam titik drop-off, yaitu di Taman Sejarah, Plaza Balai Kota Bandung, Merdeka Arcade FO, Circle K Jalan Aceh, CIMB Niaga Jalan Lembong, dan Halaman Polrestabes Bandung. Nantinya akan ada tim, terdiri dari guru, relawan, kewilayahan, dan polisi yang sudah siap di sana," ujar Relawan Bandung EcoTransport, Hendro seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/3).
Di titik-titik tersebut, kata Hendro, para pengantar hanya menurunkan penumpang saja, tidak diperkenankan untuk parkir. Dari sana, para relawan yang akan mengantar anak-anak dengan berjalan kaki ke sekolahnya masing-masing.
Hendro mengungkapkan, selain untuk membiasakan anak-anak untuk berjalan kaki ke sekolah, ajang tersebut juga akan dimanfaatkan oleh relawan untuk pengumpulan data. Data tersebut akan diolah untuk mengukur dampak dari kampanye itu.
"Dari sekarang kita sudah buat data awal. Nanti akan ada perbandingan apakah ada peningkatan kualitas udara dan ada penurunan kemacetan? Pengumpulan data ini kami dibantu oleh Hivos," jelasnya.
Bagi Dinas Perhubungan, kampanye ini juga menjadi kesempatan untuk mengetahui kelayakan infrastruktur jalanan. Nanti dishub akan mengevaluasi infrastruktur yang diperlukan seperti titik trotoar yang perlu diperbaiki, atau zebra cross ada yang perlu ditambah.
Ia berharap, selain bisa meningkatkan kesadaran untuk berjalan kaki di jarak yang dekat, infrastruktur bagi pejalan kaki juga bisa ditingkatkan. Hal itu penting agar konsep mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke moda transportasi yang lebih ramah lingkungan bisa dilakukan bersama-sama antara masyarakat dengan pemerintah.