Rabu 28 Feb 2018 14:49 WIB

Hotspot Muncul Meningkat 20 Persen Dibanding Tahun Lalu

Menteri LHK minta pemda di Sumsel dan Jambi waspadai titik api jelang Asian Games.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Titik panas. Ilustrasi
Foto: Antara
Titik panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meminta Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi Jambi  mewaspadai munculnya titik api di sejumlah desa di sekitar menjelang penyelenggaraan Asian Games 2018.  Hotspot yang muncul saat ini meningkat hingga 20 persen dibandingkan tahun lalu.

Kepada Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, Siti meminta agar mengantisipasi terjadinya kebakaran di sekitar 60 desa lantaran asap kebakaran dapat mengarah ke Stadion Jakabaring yang menjadi salah satu venue pertandingan Asian Games.

"Saya sudah bicara khusus dengan Pak Gubernur Alex dan saya sudah kasih juga data ada 60-an desa lebih yang kalau kebakaran asapnya ke arah Jakabaring, begitu juga 100-an desa di Jambi yang kalau kebakaran asapnya juga ke Sumsel," kata Siti di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (28/2).

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan kepala daerah setempat agar meningkatkan kewaspadaannya terkait potensi titik api yang dapat muncul. Selain itu, Siti juga telah meminta agar dirjen pengendalian pencemaran terus mengawasi kualitas udara tiap harinya. Jika kualitas udara di daerah melampaui angka normal, maka hal ini harus dilaporkan kepada pemerintah daerah setempat.

"Jadi sekarang, baik Jambi maupun Sumsel kita sudah komunikasikan tentang hal itu, supaya waspada," kata dia.

Siti juga menyampaikan titik api atau hotspot yang muncul saat ini meningkat hingga 20 persen dibandingkan tahun lalu. Ia menyebut terdapat sekitar 147 titik api dari Januari hingga Februari.

"Memang kalau lihat jumlah hotspot-nya itu kira-kira perbandingannya itu 147-an sampai tiga hari lalu dari Januari. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu itu hanya 111-an. Saya kira 15-20 persen hotspotnya lebih tinggi," ujar Siti.

Kendati demikian, menurut dia, sistem dan manajemen pengawasan dan pengendalian titik api yang paling penting untuk mengurangi dampak asap yang meluas. Hingga saat ini, Siti mengatakan masih terus melakukan komunikasi dengan sejumlah provinsi yang menetapkan siaga darurat karhutla.

"Apalagi sekarang sudah empat Pemda yang menetapkan siaga darurat, artinya operasi di lapangannya mereka standby. Saya komunikasi terus dengan gubernur Kalbar, Kalteng, Riau, Sumsel," ungkap Siti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement