Rabu 28 Feb 2018 14:29 WIB

Golkar Yakin Dukungan ke Jokowi Tingkatkan Elektabilitas

Golkar fokus menaikkan elektabilitas partai ketimbang mengajukan capres.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri) bersama Petinggi Partai Golkar membuka secara resmi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (18/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri) bersama Petinggi Partai Golkar membuka secara resmi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Heppi Bone Zulkarnaen meyakini dukungan yang diberikan partainya kepada Joko Widodo (Jokowi) untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2019 mendatang, akan menaikkan elektabilitas partai beringin itu. Dukungan tersebut dipandang berdampak positif bagi Golkar mengingat akhir tahun lalu sempat terjadi gejolak di internal.

"Insya Allah akan menaikkan elektabilitas Golkar. Apalagi sekarang elektabilitas kami naik, dari 9 persen pada akhir tahun lalu, sekarang naik menjadi 13,5 persen. Untuk sampai ke 16 persen tinggal 12,5 persen," tutur dia kepada Republika.co.id, Rabu (28/2).

Karena itu, menurut Heppi, ada dua kemungkinan yang membuat elektabilitas Golkar meningkat itu. Pertama bisa saja karena kinerja kader Golkar yang duduk di kursi pemerintahan, atau kedua karena memang efek Jokowi. Heppi pun menilai dukungan Golkar kepada Jokowi berdampak positif pada partai.

"Apakah itu karena kinerja atau Jokowi itu bisa saja terjadi. Dan kami malah menganggap Jokowi itu faktor positf itu buat kita. Berbeda dengan parpol lain. Karena dari 9 persen jadi 13,5 persen itu," tambah dia

Heppi melanjutkan, Golkar bukan tidak mau bersaing dengan memajukan kadernya sebagai capres 2019. Namun, Golkar sekarang tengah fokus untuk menaikkan elektabilitas partai. Terlebih pada akhir tahun lalu terjadi gejolak di internal partai karena persoalan hukum yang menjerat Setya Novanto saat menjabat ketua umum.

"Kalau di Golkar, sekarang itu kita fokus, kita tahu kemarin terpuruk juga karena gejolak di internal. Itu menyebabkan elektabilitas kita turun, sekarang kita fokus meningkatkan elektabikitas dan dukung Jokowi jadi presiden," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement