Jumat 23 Feb 2018 07:44 WIB

Rumah Sedang Hajatan Tertimpa Longsor, Empat Anak Tewas

Longsor terjadi saat hujan lebat di Purbalingga pada Kamis malam.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
 Ilustrasi tanah longsor.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bencana longor menimpa warga Desa Jingkang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, Kamis (22/2) malam. Longsor terjadi di wilayah RT 3 RW 4 desa tersebut dan menimpa rumah Solikhin (43 tahun), warga yang sedang memiliki hajatan mengkhitankan anaknya.

Kejadian itu, menyebabkan empat orang anak meninggal, termasuk anak Solikhin yang baru dikhitan. ''Kejadiannya berlangsung pukul 21.00, saat desa kami diguyur hujan lebat dan aliran listrik sedang padam,'' kata Kades Jingkang, Bambang Hermanto, Jumat (23/2).

Keempat anak yang menjadi korban, terdiri atas Sifaul Umam (8 tahun), Abdul Rouf (10 tahun), Al Taromi (7 tahun), dan Safangatun Isnain (4 tahun). Keempatnya, meninggal karena rumah dinding tembok rumah Solikhin ambruk terdesak longsoran tanah dan menimpa anak-anak yang sedang berkumpul di dalam rumah.

Selain keempat anak tersebut, longsor juga menyebabkan enam orang warga yang sedang berkumpul di rumah Solikhin terluka. Keenam warga tersebut terdiri atas Sahrudin (55 tahun), Sokhimun (38 tahun), Ruslan (25 tahun), Ojan (16 tahun), Sarif (35 tahun), dan Karsun (16 tahun). ''Saat ini korban luka sudah dibawa ke puskesmas dan RSUD Purbalingga,'' ujarnya.

Menurut Kades Bambang Hermanto, kejadian longsor berlangsung saat beberapa warga sedang menghadiri acara syukuran hajatan khitanan yang diselenggarakan keluarga Solikhin. Beberapa warga juga membawa anak-anaknya, untuk menghibur putra sulung Solikhin yang baru dikhitan.

Namun, ketika acara syukuran berupa pengajian tersebut berlangsung, tebing bukit yang berada di samping rumah Solikhin mengalami longsor. ''Saat itu, kondisi desa kami sedang diguyur hujan lebat dan badai petir, ditambah dengan lampu listrik mati,'' katanya.

Bambang mengaku, beberapa warga yang selamat menuturkan sempat menyelamatkan diri karena mendengar suara gemuruh dari samping rumah. ''Beberapa warga juga sempat melihat tanah bergerak di samping rumah saat terjadi kilatan petir,'' ujarnya.

Mengetahui hal itu, beberapa beberapa warga langsung berteriak agar seluruh warga yang ada di dalam rumah segera keluar rumah. ''Beberapa orang berhasil keluar, namun ada yang tidak sempat keluar rumah. Anak-anak dan korban yang terluka, termasuk yang tidak sempat keluar rumah saat longsor terjadi,'' ujarnya.

Menurutnya, upaya evakuasi korban baru bisa dilakukan setelah hujan reda sekitar pukul 23.00. Evakuasi dilakukan warga dan tim SAR gabungan serta TNI/Polri yang datang ke lokasi, tak lama kemudian mendapat laporan kejadian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement