REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Unit Pembenihan Ikan Nila Kelompok Mina Ngremboko di Desa Wisata Bokesan telah mendapatkan apresiasi atas pemerapan teknologi Resirculating Aquaculture System (RAS). Tidak tanggung-tanggung, apresiasi diberikan langsung Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, yang turut mencoba memanen ikan di unit pembenihan skala rakyat tersebut.
RAS sendiri merupakan sistem budidaya ikan secara intensif menggunakan infrastruktur yang memungkinkan pemanfaatan air terus-menerus (resirkulasi air). Di antaranya fisika filter, biologi filter, UV dan oksigen generator.
Fungsi oksigen generator mengontrol kondisi lingkungan alam, mengurangi jumlah penggunaan air dan meningkatkan tingkat kelulushidupan ikan. Prinsip dasarnya memanfaatkan air sebagai media pemeliharaan berulang-ulang dengan mengendalikan indikator kualtias air.
Dirjen Perikanan Budidaya, Slamate Soebjakto menjelaskan, keunggulan sistem RAS jika dibandingkan sistem konensional ada pada produktivitas yang jauh lebih tinggi. Padat tebar nila mampu digenjot sampai mencapai 5.000 ekor per meter kubik.
"Sedangkan, padat tebar pada sistem konvensional hanya mencapai 50 ekor/m2, artinya dengan penerapan sistem RAS ini produktivitas bisa digenjot hingga 100 kali lipat, dibandingkan sistem konvensional," kata Slamet kepada Republika.co.id, Rabu (21/2).
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, saat mengunjungi panen raya di Unit Pembenihan Ikan Nila Kelompok Mina Ngemboko, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (20/2).
Kelebihan lain, lanjut Slamet, budidaya ikan dengan sistem ini sangat menghemat penggunaan air dan dapat dilakukan pada areal yang terbatas. Selain itu, teknologi RAS diyakini akan menjawab tantangan perikanan bubidaya seperti perubahan iklim dan kualitas lingkungan.
Senada, Ketua Kelompok Mina Ngremboko, Saptono mengungkapkan, sistem RAS mampu menaikkan produktivitas benih secara signifikan. Sistem dirancang memproduksi benih ikan nila ukuran 5-7 centimeter minimal 108 ribu ekor per bulan, dengan padat tebar per kolam 30 ribu ekor.
"Secara ekonomi, dengan pengelolaan sistem RAS sebanyak empat kolam, kami menargetkan pendapatan minimal 9.180.000 per bulan atau minimal 91.800.000 per tahun," ujar Saptono.