REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyatakan, Markas Besar Polri telah menginstruksikan polda-polda untuk menuntaskan kasus kekerasan terhadap pemuka agama. Di samping itu, dukungan teknis juga dilakukan dengan perbantuan tim khusus dari Mabes Polri untuk Polda.
"Kejadian yang sudah berlangsung, Mabes Polri mem-back up memberikan tim juga untuk membantu polda untuk mengungkap tuntas, ini ingin saya sampaikan Polri serius untuk mengungkap kasus-kasus ini dengan mengirimkan tim khusus untuk mem-back up Polda Jogja, Jabar dan Jatim," kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (19/2).
Hal ini, lanjut Setyo, menjadi penting karena adanya kejadian yang terjadi secara rentetan. Terlebih lagi, penganiayaan kepada tokoh agama ini kemudian berkembang ke isu-isu yang spekulatif.
"Oleh sebab itu diingatkan pak Wakapolri untuk seluruh kapolda untuk mengingatkan kepada seluruh kapolres pengamanan tokoh agama dan tempat ibadah," kata Setyo mengungkapkan hasil rapat koordinasi terkait pengamanan tokoh agama tersebut.
Dalam upaya di lapangan, Setyo menambahkan, pendekatan terhadap tokoh agama jelas tetap dilakukan. Sedangkan teknis di lapangan soal peningkatan keamanan akan dilaksanakan langsung oleh Kapolda.
Dalam hal ini, Kapolda Jawa Timur, Jawa Barat dan Yogyakarta mendapatkan perhatian khusus lantaran rentetan kasus yang terjadi berada di wilayah tersebut.
Sebelumnya rentetan kasus yang terjadi adalah, di Jawa Barat, kasus penganiayaan terhadap ulama terjadi di waktu dan tempat hang berdekatan. Kasus pertama terjadi kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri (Mama Santiong).
Ia menjadi korban penganiayaan usai Shalat Subuh di masjid pada Sabtu (27/1). Kemudian muncul kasus baru yang bahkan menyebabkan meninggalnyaKomando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto pada Kamis (2/1) pagi.
Kemudian peristiwa penyerangan seorang pastur di Sleman, Yogyakarta, Ahad (11/1) kemarin. Penyerangan itu menyebabkan Pastur Romo Karl Edmund Prier terluka bersama lima orang lainnya.
Penyerangan ini pun belum ada keterkaitan dengan penyerangan pemuka agama lainnya. Bukan hanya tokoh agama, tempat ibadah pun mengalami teror.
Sebuah klenteng di Karawang, pada Ahad (11/2) mengalami ancaman bom. Kemudian, sebuah masjid di Tuban, mengalami kerusakan kaca pada Selasa (13/2) dini hari.
Yang terakhir, percobaan penyerangan terjadi lagi terhadap KH Hakam Mubarok, yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur terjadi Ahad (18/2).