Sabtu 17 Feb 2018 22:49 WIB

Legislator: Bhinneka Tunggal Ika Warisan Berharga Bangsa

Wawasan pemikiran pujangga besar terbukti telah melompat jauh ke depan.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Achmad Dimyati  Natakusuma.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Achmad Dimyati Natakusuma.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Achmad Dimyati  Natakusuma mengajak masyarakat untuk menghayati Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Menurutnya, Bhinneka Tunggal Ika sebuah warisan berharga bagi bangsa yang dilahirkan memiliki perbedaan  suku, etnis, dan agama.

“Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila,” kata Dimyati dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Sabtu (17/2).

Menurut Dimyati, Indonesia sungguh beruntung memliki satu sikap pandangan ini. Dalam Sosilisasi Empat Pilar Kebangsaan di Aula Sasana Krida Karang Taruna Sukabumi Selatan, Selasa (13/2), Dimyati memaparkan, Bhinneka Tunnggal Ika merupakan sebuah karya sastra agama yang diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular.

“Mpu Tantular tidak mempersoalkan latar belakang dan kenyakinan orang, namun yang terpenting bagaimana membangun toleransi dalam pergaulan sesama manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tertuang dalam setiap ajaran agama masing-masing,” katanya.

Dimyati memanbahkan, konsep ini kemudian diangkat ke dalam ranah politik menjadi bermakna walaupun berbeda-beda (suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya), tetapi satu (satu kesatuan yang  sebangsa dan setanah air Indonesia) jua. “Wawasan pemikiran pujangga besar yang hidup di jaman kejayaan Kerajaan Majapahit itu, terbukti telah melompat jauh ke depan,” ujarnya.  

Sesungguhnya, lanjut Dimyati, karya gemilang Mpu Tantular secara tak langsung memberikan kado bagi Indonesia. Para founding fathers mengadopsi konsep Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena jauh sebelum perjuangan kemerdekaan dimulai, Mpu Tantular melalui karya buku Sutasoma sudah menulis konsep ini.

“Kala itu tulisan Mpu Tantular memang belum bicara tentang Indonesia. Dia menulis dalam rangka memberikan masukan bagi raja Majapahit dalam membangun bina hubungan masyarakat dan negara di wilayah kekuasaaan Majapahit,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement