REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Ribuan rumah warga di Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terendam banjir dengan ketinggian bervariasi yang terjadi sejak sepekan terakhir.
Menurut Kepala Desa Sayung Munawir, di Demak, Jumat (16/2), awalnya rumah terdampak banjir hanya 1.562 keluarga kini bertambah menjadi 1.991 keluarga. Mereka yang terdampak banjir mencapai 8.005 jiwa.
Meskipun ribuan rumah tergenang banjir, kata dia, warga masih banyak yang bertahan di rumahnya masing-masing. Hal ini karena banjir yang terjadi bukan banjir bandang sehingga bisa dipersiapkan segala sesuatunya.
Terkait ketersediaan tempat mengungsi, kata dia, memang tidak tersedia. Akan tetapi,, warga juga disediakan dapur umum yang tersedia di tiga tempat.
Banjir disebabkan luapan air dari Sungai Dombo yang menampung air dari aliran dua sungai yang berasal dari kawasan Ungaran, Kabupaten Semarang. Dengan melihat curah hujan yang masih tinggi, dia memperkirakan, jumlah keluarga yang terdampak banjir akan semakin bertambah, karena secara geografis Desa Sayung merupakan daerah hilir serta berada di wilayah cekungan.
Banjir yang terjadi saat ini, kata dia, merupakan yang paling parah, dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, banjir terjadi sejak tiga bulan lalu, namun genangan yang terjadi tidak separah saat ini karena genangan di dalam rumah bisa mencapai 1,3 meter, sedangkan di jalan bisa mencapai 1,6 meter. Sementara genangan banjir yang semakin tinggi baru terjadi sepekan terakhir.
Berdasarkan pantauan di Desa Sayung Jumat (16/2) genangan banjir tidak menyurutkan niat warga untuk tetap tinggal di rumah, meskipun sedang tergenang banjir. Solikin, salah seorang warga Desa Sayung di Demak mengakui, rumahnya memang tergenang banjir dengan ketinggian hingga 45 sentimeter.
Akan tetapi, kata dia, keluarganya tetap tinggal di rumah dan tidak mengungsi, karena disediakan tempat tidur yang memanfaatkan tangga agar tidak terkena air.
Hal itu sudah berjalan sejak banjir melanda selama sepekan terakhir.
Warga desa yang lain, kata dia, melakukan hal yang sama, tidak mau mengungsi ke tempat lain karena warga korban banjir memang tidak disediakan tempat mengungsi.
"Saat ini aktivitas warga memang terganggu, karena akses jalan terendam banjir," ujarnya.
Terkait layanan kesehatan, katanya, sudah ada petugas kesehatan yang mendatangi warga untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis. Hal itu terutama untuk mengatasi keluhan warga yang mulai mengalami kutu air di kaki.