REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengutuk keras pelaku penyerangan dengan tindak kekerasan terhadap imam dan umat di Gereja Katolik Santa Lidwina di Jalan Jambon, Bedhog, Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Ahad (11/2).
Hal itu disampaikan Bambang setelah mengunjungi langsung tempat kejadian perkara (TKP) bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BNN Komjen (Pol) Budi Waseso, dan Kabareskrim Komjen (Pol) Ari Dono.
Bambang bersama para pejabat pertahanan dan keamanan itu langsung masuk ke dalam gereja untuk melaksanakan pengecekan langsung. Mereka juga sudah bertemu dengan pengurus gereja maupun aparat keamanan setempat.
Usai menggali fakta yang ada sementara, Bamsoet, sapaan akrabnya, langsung menyatakan kutukan keras atas aksi kekerasan itu. Menurut dia, tindakan persekusi ataupun kekerasan terhadap seseorang tidak pernah dibenarkan dalam hukum maupun ajaran agama manapun.
“Saya mengutuk keras tindakan penyerangan terhadap Romo Karl Edmund Priery, aparat, dan warga lainnya yang menjadi korban penyerangan," kata Bambang dalam keterangannya.
Dia juga meminta aparat Kepolisian bergerak cepat. Tujuannya agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan kejadian ini untuk menciptakan kegaduhan sosial politik dan keagamaan.
“Tindakan kriminal ini harus segera diproses hukum. Jika polisi tidak bergerak cepat, saya khawatir akan ada pihak yang memprovokasi masyarakat kita sehingga kerukunan dan kedamaian bisa terganggu,” jelas Bamsoet.
Walau demikian, Bambang juga meminta masyarakat tidak terprovokasi atas tindakan persekusi itu. Masyarakat sebaiknya tetap waspada terhadap upaya mengadu domba antarumat beragama.
Kata Bambang, masyarakat Indonesia terkenal dengan budaya rukun dan guyub. Tidak ada dasar agama maupun budaya yang mendidik untuk melakukan tindakan kekerasan.
"Saya harap masyarakat tidak terprovokasi, apalagi mengaitkan ini dengan kondisi sosial politik maupun keagamaan,” kata Bamsoet.
Bamsoet yakin masyarakat Indonesia sudah cerdas dalam menilai situasi. Sehingga tidak akan mudah diadu domba.
“Saya tegaskan, negara kita tidak memberikan ruang toleransi bagi para pelaku tindakan kekerasan. Apalagi ini bisa mengganggu kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat. Saya harap polisi bisa segera mengusut tuntas hal ini,” ujar Bamsoet.
Penyerangan terjadi hari ini, sekitar pukul 07.30 WIB, ketika, seseorang tidak dikenal, masuk ke dalam gereja ketika umat sedang beribadah. Belakangan, seseorang itu diketahui bernama Suliyono (22) warga Krajan RT 02/RW 01 Kandangan, Pesanggrahan Banyuwangi, Jawa Timur.
Setelah masuk, pelaku langsung menyerang korban Martinus Parmadi Subiantoro. Maju terus ke dalam sambil mengayun-ayunkan senjata tajam, pelaku menyasar Romo Prier yang sedang memimpin misa. Setelah itu, seorang umat bernama Budi Purnomo juga diserang.
Petugas Polsek Gamping yang dihubungi, Aiptu Munir, datang dan mencoba melakukan negosiasi kepada pelaku agar menyerahkan diri. Namun pelaku berusaha menyerang petugas sehingga petugas mengeluarkan tembakan peringatan. Karena pelaku masih menyerang, timah panas ditembakkan ke arah paha pelaku.