REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Himpunan Pedagang Perantara Otomotif Surakarta (HPPOS) menyatakan keberadaan transportasi online atau berbasis daring mendongkrak penjualan mobil bekas. Peningkatan terasa sejak tahun lalu.
"Peningkatannya terasa mulai tahun lalu hingga awal tahun ini," kata Ketua HPPOS Tri Wahyudi di Solo, Senin (12/2).
Pada saat normal, kata dia, penjualan mobil bekas di Kota Solo setiap harinya antara 8 dan 10 unit. Pada awal tahun lalu penjualannya sangat baik.
Meski demikian, mulai akhir tahun, penjualannya lesu mengingat kondisi perekonomian yang kurang mendukung. Bahkan, di akhir tahun lalu penurunannya sampai 65 s.d. 70 persen.
Tri Wahyudi memperkirakan konsumen sengaja menunda sambil menunggu pergantian tahun. Terbukti di awal tahun ini langsung meningkat 90 persen daripada angka penjualan pada tahun sebelumnya.
Jenis kendaraan yang diminati untuk transportasi online, antara lain, jenis city car yang harganya terjangkau dan tidak terlalu besar sehingga lebih lincah saat di jalan.
"Dari tahun lalu hingga saat ini mobil jenis city car masih mendominasi penjualan. Selain itu, mobil MPV juga cukup banyak diminati," katanya.
Menurut dia, permintaan mobil bekas yang cukup tinggi di awal tahun ini berdampak pada penaikan harga sekitar 10 persen. "Selain karena kondisi perekonomian dalam negeri yang mulai membaik, kenaikan harga ini juga karena tren transportasi 'online'," katanya.
Meski harganya naik, pihaknya optimistis penjualan tahun ini akan lebih baik daripada angka penjualan pada tahun sebelumnya.