Senin 12 Feb 2018 18:26 WIB

Hujan Deras Sebabkan Bencana Longsor di Gunung Kidul

Setidaknya ada tujuh titik longsor dan banjir akibat hujan deras tersebut.

Tanah longsor (ilustrasi).
Foto: Antara
Tanah longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL  --  Hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Ahad. Hujan  menyebabkan tujuh titik bencana longsor dan banjir di wilayah itu.

Operator Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Parjiyanto di Gunung Kidul, Senin (12/2), mengatakan ada dua titik di Kecamatan Gedangsari, satu titik Kecamatan Ponjong, satu titik di Kecamatan Patuk dan tiga titik di Kecamatan Karangmojo yang terdampak bencana.

"Seperti di Padukuhan Boyo Desa Ngalang Kecamatan Gedangsari, angin kencang dan hujan merobohkan kandang ternak milik salah seorang warga bernama Usaepudin (50) dan sebuah tebing di Padukuhan Putat II Desa Putat Kecamatan Patuk. Material longsor sendiri sempat mengenai tembok rumah milik Sujarwo," katanya.

Di area Kecamatan Karangmojo menjadi kawasan terbanyak yang terdampak bencana akibat hujan deras yang terjadi. Tercatat di data sementara BPBD Gunung Kidul, tiga titik mengalami banjir dan tanah longsor. "Kami sudah mengirimkan TRC untuk membantu masyarakat," katanya.

Sementara, hujan deras yang mengguyur wilayah Ponjong pada Ahad (11/2) siang kemarin menyebabkan pagar bumi sepanjang puluhan meter di MTs Negeri 2 Gunung Kidul yang terletak di Desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong ambrol terseret banjir. Sebuah ruang sekolah mengalami kerusakan akibat tertimpa reruntuhan tembok.

Akibat kejadian tersebut, kegiatan belajar mengajar di MTs Negeri 2 Gunungkidul terganggu dan sementara harus terhenti. Beruntung ketika peristiwa longsor terjadi, kondisi sekolah sedang sepi lantaran hari libur sehingga tak sampai menimbulkan korban.

Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Gunung Kidul M Iriyadi mengatakan peristiwa tersebut diperkirakan terjadi sekitar 16.00 WIB yang bermula ketika wilayah Kecamatan Ponjong diguyur hujan yang cukup deras.

Lokasi pagar bumi yang berada di lereng bukit membuat air  datang dari atas berkumpul di tembok pagar tersebut. Namun banyaknya air beserta tanah yang terkumpul dan terhalang, membuat tembok yang dibangun pada 2005 itu akhirnya jebol.

"Kalau saya mengira, air dari atas tidak bisa mengalir karena terhalang tembok. Lalu tembok terseret dulu dan baru ambruk," kata Iriadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement