Senin 12 Feb 2018 16:16 WIB

Kapolri: Penyerang Gereja Sleman Terpengaruh Paham Radikal

Pelaku penyerang gereja Santa Lidwina pernah berusaha ke Suriah tapi gagal.

Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suliyono, pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina Bedog, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diduga mendapat pengaruh paham radikalisme. Hal ini diungkapkan oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

"Dia pernah tinggal di Poso, Sulawesi Tengah dan Magelang. Ada indikasi kuat yang bersangkutan ini mendapat paham radikal yang prokekerasan," kata Tito di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/2).

Tak hanya itu, Suliyono juga diduga pernah berencana untuk pergi ke Suriah, tapi gagal. Setelah rencananya ke Suriah tidak terealisasi, Suliyono diduga akhirnya melakukan aksi teror terhadap orang-orang yang dianggapnya kafir.

"Dia pernah mencoba membuat paspor untuk berangkat ke Suriah tapi tidak berhasil, akhirnya dia menyerang 'kafir' versi dia," katanya.

Video: Menanti Penyelidikan Mendalam Serangan Gereja.

Sementara, terkait kemungkinan pelaku anggota jaringan terorisme tertentu atau bekerja sendiri (lone wolf), polisi masih menelusuri. Sebelumnya, seseorang tak dikenal menyerang Gereja Santa Lidwina, Jambon Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta pada saat umat Katolik melaksanakan ibadah misa, Ahad (11/2) pagi.

Empat orang terluka dalam kejadian tersebut. Dua orang anggota jemaat gereja bernama Yohanes dan Budijono. Seorang pastor asal Jerman bernama Romo Prier dan seorang polisi, yakni Aiptu Munir.

Pelaku yang belakangan diketahui bernama Suliyono (22), warga Krajan RT 02 RW 01 Kandangan, Pesanggrahan Banyuwangi, Jawa Timur ini akhirnya dilumpuhkan polisi karena tetap melawan. Pelaku dibawa ke RS UGM, Sleman, DIY untuk menjalani perawatan. Sementara para korban dibawa ke RS Panti Rapih, Sleman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement