Senin 12 Feb 2018 15:58 WIB

Mendikbud Inginkan Ada SMK Garam di Madura

SMK Garam untuk mengatasi ketergantungan akan impor garam.

Mendikbud Muhadjir Effendy dengan KH Dhofier Syah.
Foto: Kemendikbud
Mendikbud Muhadjir Effendy dengan KH Dhofier Syah.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan agar secepatnya berdiri Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Garam. Hal itu sesuai potensi alam Madura sekaligus, untuk mengatasi ketergantungan akan impor garam.

Mendikbud mengatakan hal itu saat berkunjung ke kantor Radar Madura Perwakilan Sampang, Senin (12/2). Indonesia menurutnya, memiliki garis pantai terpanjang nomor tiga di dunia tetapi selama ini masih impor garam. Namun tingkat produksi belum mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Sekitar 90 persen produksi ada di Pulau Madura. Sangat tepat dan strategis kalau didirikan SMK Garam di Madura untuk mencetak tenaga terampil di bidang garam. Sehingga bisa memodernisasi teknik produksi garam. "Kalau nanti bisa membuat kita swasembada garam itu sudah prestasi luar biasa," katanya seperti dalam siaran pers, Senin (12/2).

Muhadjir menjelaskan siapa saja bisa bermitra dengan Kemendikbud dalam pendirian  SMK Garam ini. Syaratnya bisa menyediakan tanah untuk gedung sekolah. Untuk tenaga pengajar akan disediakan Kemendikbud. "Jika perlu kita sekolahkan ke luar negeri," katanya.

Dalam kunjungannya ke Sampang, Mendikbud silaturahim ke Pondok Pesantren Darus Salam Torjun yang diasuh KH Dhofier Syah. Kehadiran Mendikbud dengan alunan nada Thala'al Badru oleh ratusan santri.

Selain itu, Muhadjir juga silatirahim ke Pondok Pesantren Al Ihsan, Omben, Sampang asuhan KH Mahrus Malik. Kiai ini masih kerabat dekat ulama linuwih KH As'ad Syamsul Arifin Asembagus, Situbondo. Pada kesempatan itu Mendikbud menerima pernyataan taisiyah alim ulama Sampang terkait pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement