REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Polda DIY masih melakukan penyelidikan kepada pelaku serangan Gereja Santa Lidwina. Karenanya, Kapolda DIY, Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dhofiri mengimbau, agar masyarakat tidak mengembangkan spekulasi-spekulasi, apalagi mengaitkan-ngaitkan sesuatu yang belum pasti.
"Kita tidak ingin berspekulasi, akan terus didalami, jadi jangan berspekulasi," kata Dhofiri saat menggelar konferensi pers di Polda DIY, Senin (12/2).
Terlebih, pelaku yang menerima dua tembakan di kaki kiri dan kanan, serta sejumlah pukulan massa baru menjalani operasi malam tadi. Karenanya, pemeriksaan mendalam memang belum dilakukan kepada pelaku.
Termasuk, spekulasi-spekulasi yang mengatakan pelaku sempat menjual telepon genggamnya, dan diperuntukkan membeli pedang. Bahkan, ia menegaskan jika barang bukti yang didapat di tas pelaku hanya senjata tajam dan ijazah, bukan identitas lain apalagi dokumen imigrasi.
"Barang bukti ya pedang itu, sama ijazah, (dokumen imigrasi) bukan-bukan," ujar Dhofiri.
Untuk identitas pelaku, ia menekankan bahwa petugas masih mendalami baik menunggu pelaku, maupun keterangan saksi-saksi. Termasuk pula soal spekulasi apakah pelaku berjumlah lebih dari satu orang.
Ia berharap, hari ini sudah dapat dilakukan penyelidikan mendalam, mengingat pelaku sudah membaik. Sejauh ini, pemeriksaan memang masih akan dilakukan di Polda DIY, sambil menunggu perkembangan apakah akan diambil alih Jakarta.
"Semalam sudah operasi, mudah-mudahan hari ini sudah stabil, sehingga penyidik bisa menggali informasi lebih dalam," kata Dhofiri.