Ahad 11 Feb 2018 16:13 WIB

Polisi Gunakan Teknologi 3D dalam Olah TKP Bus Maut Subang

Penggunaan teknologi tersebut agar hasilnya akurat.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ani Nursalikah
Kondisi saat kepolisian menggelar olah TKP pascakecelakaan maut yang melibatkan Bus Pariwisata Premium Passion, di Jl Raya Bandung-Subang via Lembang, Kampung Cicecang, Desa/Kecamatan Ciater, Ahad (11/2).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Kondisi saat kepolisian menggelar olah TKP pascakecelakaan maut yang melibatkan Bus Pariwisata Premium Passion, di Jl Raya Bandung-Subang via Lembang, Kampung Cicecang, Desa/Kecamatan Ciater, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) pascakecelakaan bus maut yang menewaskan 27 warga asal Ciputat Timur, Tangerang Selatan dan warga Karawang. Olah TKP tersebut digelar di sepanjang Turunan Emen, Kampung Cicecan, Desa/Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jabar.

Kasubditlaka Ditgakum Korlantas Polri Kombes Pol Djoko Rudi mengatakan olah TKP ini digelar dengan berbagai pihak, termasuk dari Polda Jabar, Dishub Jabar, serta Polres Subang. Selama melakukan olah TKP, jalur nasional penghubung Subang-Bandung via Lembang ini diberlakukan buka tutup.

"Dalam olah TKP ini, kita mengunakan teknologi tiga dimensi (3D)," ujarnya, kepada Republika.co.id, Ahad (11/2).

Menurutnya, tim sengaja menggunakan alat Faro dengan teknologi termutakhir supaya hasilnya memuaskan dan lebih akurat. Bahkan, tingkat erornya tidak lebih dari satu persen.

Menurutnya, hasil olah TKP ini nantinya akan disinkronkan dengan hasil dari memintai keterangan dari sejumla saksi, terutama saksi kunci yakni sopir Bus Pariwisata Premium Passion. Sampai saat ini, sudah ada empat saksi mata yang dimintai keteranganya.

"Meski demikian, kami masih belum mendapatkan hasil dari olah TKP ini," ujarnya.

Kapolres Subang AKBP Muhammad Joni mengatakan saat ini sopir bus maut, Amirudin (32 tahun), warga Kampung Laladon RT 01/01, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor sudah diamankan. Kondisinya mengalami luka berat.

"Untuk sementara sudah kita amankan. Namun, keterangan dari saksi kunci ini masih belum maksimal karena yang bersangkutan luka parah," ujar Jhoni.

Terkait dengan korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut ini, seluruhnya sudah dibawa ke Tangerang Selatan dan Karawang. Total yang meninggal dunia ada 27 orang. Sebanyak 26 di antaranya penumpang Bus Pariwisata Premium Passion serta, seorang lagi merupakan pengendara sepeda motor.

"Korban yang luka-luka ada 29 orang," ujarnya.

Secara terpisah, Dirut RSUD Ciereng Subang, Eka Mulyana, mengatakan, sampai saat ini masih ada dua korban kecelakaan maut Turunan Emen yang belum bisa dipindahkan ke Tangerang Selatan. Pasalnya, kondisi pasien dalam keadaan luka parah.

"Dua pasien itu, seorang bayi usia dua tahun. Kondisinya kritis. Serta, seorang kondektur. Sekarang masih dalam perawatan di IGD," ujar Eka.

Menurut Eka, kedua pasien ini masih dalam tahap pengawasan kepolisian. Sebelumnya, telah terjadi kecelakaan di jalur tengkorak Jl Raya Bandung-Subang via Lembang. Tepatnya, di Turunan Emen, Kampung Cicenang, Desa/Kecamatan Ciater, Subang, Sabtu (10/2) sekitar pukul 17.00 WIB. Kecelakan itu, melibatkan Bus Pariwisata Premium Passion Nopol F 7959 AA dengan sepeda motor Honda Beat Nopol T 4382 MM.

Bus yang membawa rombongan anggota PKK Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan ini, terguling setelah menabrak tebing. Akibatnya, 27 penumpang dan pengendara motor dinyatakan meninggal dunia. Sisanya 29 penumpang lainnya mengalami luka-luka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement