Kamis 08 Feb 2018 01:01 WIB

Zulkifli Tolak Revitalisasi Dolly Jadi Tempat Hiburan

Muncul tuntutan dari sebagian mantan pengelola lokalisasi Dolly.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di antara anak-anak santri di eks lokaliasi Dolly yang ditutup 2014.
Foto: Humas MPR
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di antara anak-anak santri di eks lokaliasi Dolly yang ditutup 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menolak keras upaya menghidupkan kembali (revitalisasi) lokalisasi Dolly. Penolakan ini setelah muncul usulan agar lokasi bekas tempat prostitusi terbesar di Indonesia itu dijadikan tempat hiburan. "Saya di garis depan menolak revitalisasi Dolly," kata Zulkifli saat berkunjung ke Pesantren Jauharotul Hikmah (JH) di eks lokalisasi Dolly, Rabu (7/2).

Pesantren JH telah berjasa menampung hampir 200 anak-anak di eks lokaliasi Dolly yang ditutup 2014. Menurut Ustaz Nu'man pendiri dan pemimpin Pesantren JH, sekarang muncul tuntutan dari sebagian mantan pengelola lokalisasi Dolly untuk menghidupkan eks lokalisasi untuk kegiatan hiburan.

Lebih dari seribu warga eks lokalisasi Dolly menuntut ganti rugi terhadap Pemkot Surabaya senilai Rp 2,7 triliun karena merasa dirugikan akibat penutupan. Hal ini merisaukan warga lainnya, termasuk Nu'man. "Kami khawatir masa depan anak didik kami kalau Dolly dihidupkan lagi," kata Ustaz Nu'man.

Sedangkan pesantren JH telah berupaya keras mendidik anak-anak warga Dolly termasuk anak-anak mantan PSK. Menanggapi hal ini, Ketua MPR menegaskan sikap penolakan upaya revitalisasi kawasan Dolly tersebut. "Saya tidak setuju Dolly dihidupkan lagi, saya di garis depan untuk menolak," tegas Zulhasan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement