Rabu 07 Feb 2018 14:44 WIB

OK OCE Fasilitasi Pedagang Kelontong Akses Laku Pandai

Layanan keuangan ini akan membantu UMKM di Jakarta bisa melayani transaksi perbankan

Rep: Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Sandiaga Uno
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan lini OK OCE yang bergerak dalam bidang layanan keuangan. Lini ini diberi nama KJT OK OCE Laku Pandai.

"Di sini para pedagang toko kelontong bisa masuk menjadi bagian ekosistem keuangan. Kita ingin meningkatkan akses keuangan melalui digital. Pedagang Kecil Mandiri (PKM) meningkat usahanya menciptakan lapangan kerja. Bagi saya yang terpenting adalah tidak ada ketimpangan," kata Sandiaga dalam sambutan di Jakarta Creative Hub, Gedung Graha Niaga Thamrin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (7/2).

Laku Pandai merupakan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memungkinkan toko kelontong melakukan transaksi perbankan selayaknya bank di dalam toko itu sendiri. Dalam kaitannya dengan OK OCE, program ini akan membantu UMKM, khususnya toko kelontong yang ada di Jakarta, untuk bisa melayani transaksi perbankan.

KJT OK OCE Laku Pandai merupakan kerja sama antara BNI 46, Komunitas Jakarta Tersenyum (KJT) selaku salah satu pembina OK OCE, dan PT Fusindo Soka. PT Fusindo Soka menjadi penyedia aplikasi untuk UMKM, dalam hal ini toko kelontong yang tergabung dalam program ini.

Dengan program KJT OK OCE Laku Pandai, ada tiga jenis layanan keuangan yang dapat dilakukan di toko kelontong. Pertama, memberikan layanan perbankan seperti setor tunai, transfer dana, dan sebagainya.

Kedua, memberikan layanan payment point online bank (PPOB). Dengan layanan ini, masyarakat dapat membayar tagihan listrik, pengisian e-toll card, pembelian pulsa, tagihan air, cicilan motor, dan sebagainya di toko kelontong. Ketiga, layanan ini memungkinkan toko kelontong menjadi penghubung penyaluran bantuan sosial pemerintah untuk pemegang kartu keluarga sejahtera (KJS).

Sandiaga berharap program ini dapat mengangkat derajat pedagang kecil di toko kelontong untuk dapat bersaing di era digital dan inklusi finansial. Dengan mendapatkan akses keuangan, mereka diharapkan dapat meningkatkan perekonomian. Ini sesuai dengan studi Bank Indonesia (BI) yang menyatakan, apabila akses keuangan dapat ditingkatkan sebanyak 20 persen di Jakarta, lapangan kerja akan naik 1,2 persen.

"Berarti kami ingin ini adalah program yang bisa langsung dirasakan masyarakat untuk penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemberdayaan daripada toko kelontong pedagang kecil," ujar Sandiaga.

Pemilihan pedagang kelontong, jelas Sandiaga, dikarenakan pedagang kelontong sulit berkembang. "Kalau usaha makanan atau fashion bisa dibantu dengan packaging atau branding," ujarnya.

Ia berharap program ini dapat digalakkan di Jakarta Pusat. Menurut Sandiaga, banyak kegiatan perdagangan di wilayah ini bisa masuk dalam sistem keuangan melalui program Laku Pandai.

Kepala OJK Regional I DKI Jakarta-Banten Bambang Widjanarko mengapresiasi program ini. Inti Laku Pandai adalah memperluas akses keuangan, terutama khususnya bagi penduduk kita yang belum terakses (unbankable). Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan kesempatan usaha lebih tinggi dan kesejahteraan mereka meningkat.

"Ini hanya bagian kecil, nanti saya kira gerak gerakan OK OCE dan inklusi keuangan bisa berlanjut dengan program dari pemprov," kata dia.

Ketua Umum KJT Ivan Andy Darmawan mengatakan, hingga saat ini baru ada 40 toko kelontong yang kini bergabung dalam program ini. Toko itu tersebar di seluruh Jakarta.

"Belum masuk di Kepulauan Seribu, baru di lima wilayah. Yang terbanyak di Jakarta Barat," kata dia. Ia menargetkan akan ada 500 toko kelontong bergabung hingga pertengahan tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement