Rabu 07 Feb 2018 01:37 WIB

Impor Beras Tekan Harga Gabah yang Baru Panen

Harga gabah kering panen (GKP) saat ini hanya Rp 5.500 per kilogram

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
 petani tengah menjemur gabah keringnya.
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
petani tengah menjemur gabah keringnya.

REPUBLIKA.CO.ID,  INDRAMAYU -- Sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu saat ini baru memasuki masa panen perdana. Namun, berbagai faktor menyebabkan harga gabah yang baru dipanen itu tidak terlalu tinggi.

 

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, daerah di Kabupaten Indramayu yang mulai panen saat ini ada di daerah Cikamurang dan Gantar. Menurutnya, luas areal yang panen masih dibawah 50 hektare.

 

"Itu panen perdana. Baru dimulai," kata Sutatang, kepada Republika.co.id, Selasa (6/2).

 

Sutatang menyatakan, meski saat ini luas areal yang panen masih sedikit, namun harga gabah sudah tertekan. Dia menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) di daerah yang panen itu saat ini hanya Rp 5.500 per kilogram.

 

Harga gabah itu memang masih lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP yang hanya Rp 3.700 per kilogram. Namun, harga GKP saat ini malah lebih rendah dibandingkan harga GKP pada akhir Oktober 2017 lalu yang mencapai Rp 5.800 sampai Rp 6.000 per kilogram.

 

"Padahal kalau dilihat secara kualitas, gabah yang dipanen saat ini bagus," terang Sutatang.

 

Sutatang menyebutkan, tertekannya harga GKP di masa panen perdana itu disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah keputusan pemerintah untuk mengimpor beras dari luar negeri.

 

"Impor memang membuat harga gabah petani menjadi jatuh," terang Sutatang.

 

Selain itu, lanjut Sutatang, tertekannya harga gabah di Kabupaten Indramayu juga disebabkan sudah mulainya masa panen di sejumlah daerah di Jateng, salah satunya Demak. Menurutnya, gabah dari Demak tersebut saat ini sudah masuk ke penggilingan-penggilingan beras yang ada di Kabupaten Indramayu.

 

Sutatang menjelaskan, kualitas gabah dari Demak sebenarnya kurang bagus jika dibandingkan dengan gabah dari Kabupaten Indramayu. Namun, dari sisi harga, gabah dari Demak lebih murah dibandingkan harga gabah dari Indramayu.

 

"Gabah yang dari Demak hanya Rp 5.000 per kilogram. Harga itu sudah sampai sini (Indramayu)," tutur Sutatang.

 

Sutatang menambahkan, faktor lain yang membuat harga gabah tertekan adalah cuaca. Sejak empat hari terakhir, berbagai wilayah di Kabupaten Indramayu diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan itu menyulitkan petani untuk menjemur gabahnya yang baru dipanen.

 

Sutatang menyatakan, panen di berbagai daerah lainnya di Kabupaten Indramayu akan segera menyusul. Untuk masa panen rayanya, diperkirakan akan berlangsung pada Maret-April.

 

"Semakin banyak daerah yang panen, semakin turun harga gabah. Begitu pula dengan harga beras di pasaran," tukas Sutatang.

 

Berdasar kanpantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Selasa (6/2), harga beras premium kualitas satu masih mencapai Rp 13.200 per kg untuk pembelian karungan (kapasitas karung 25 kilogram) atau Rp 330 ribu per karung. Sedangkan beras medium kualitas satu seharga Rp 12.600 per kilogram untuk pembelian karungan (kapasitas 25 kilogram) atau Rp 315 ribu per karung.

 

"Harga beras saat ini masih tinggi karena yang panen baru sedikit," tandas seorang pedagang beras di pasar tersebut, Abdul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement