Selasa 06 Feb 2018 19:25 WIB

Diadang Cuaca Buruk, Kapal Besar Pilih Bersandar

Angin kencang bisa menimbulkan gelombang hingga setinggi lebih dari tiga meter.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Cuaca buruk.     (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Cuaca buruk. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  CIREBON -- Cuaca buruk yang melanda berbagai perairan di Indonesia tak hanya menyulitkan nelayan kecil untuk pergi melaut. Di Cirebon, kapal-kapal besar milik nelayan pun memilih untuk bersandar.

 

Hal itu terlihat di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Kota Cirebon. Di pelabuhan tersebut, sejumlah kapal besar dengan bobot lebih dari 30 gross ton (GT) terlihat disandarkan di dermaganya, Selasa (6/2). Para anak buah kapalnya pun hanya beraktivitas memperbaiki jaring maupun kapal yang rusak. "Sudah sebulan terakhir ini kami hanya bersandar, tidak melaut," terang salah satu pemilik kapal, Budianto (40).

 

Budianto mengatakan, cuaca di tengah laut saat ini sedang tidak bersahabat. Angin kencang bisa menimbulkan gelombang hingga setinggi lebih dari tiga meter. Kondisi cuaca di tengah laut pun sering kali berubah dengan cepat sehingga bisa membahayakan keselamatan.

 

Selain berbahaya, Budianto mengatakan, kondisi cuaca tersebut juga membuat ikan sulit ditangkap. Akibatnya, hasil tangkapan hanya berkisar 20 persen dari kondisi normal. "Jadi, memang lebih baik tidak melaut dulu sampai cuaca kembali normal," tukas Budianto.

 

Sementara itu, Syahbandar PPN Kejawanan, Jajang Hartono, mengungkapkan, pihaknya memang telah mengimbau para nelayan dan pemilik kapal untuk tidak memaksakan melaut saat cuaca buruk seperti saat ini. Pasalnya, kondisi tersebut sangat membahayakan keselamatan mereka di tengah laut.

Jajang menyebutkan, jumlah kapal yang tercatat di PPN Kejawanan ada sebanyak 160 buah. Dia mengakui, dari jumlah itu, ada sebagian kecil yang tetap memaksa masih melaut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement