Selasa 06 Feb 2018 10:35 WIB

Pesawat N219 Buatan PTDI Dikenalkan di Singapore Airshow

Booth PTDI di Singapore Airshow 2018 berada di nomor G39 dengan nama N219 Nurtanio.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden memberikan nama pesawat N219 dengan julukan Nurtanio yang diambil dari nama Pahlawan Dirgantara Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo.
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden memberikan nama pesawat N219 dengan julukan Nurtanio yang diambil dari nama Pahlawan Dirgantara Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Dirgantara Indonesia (DI) ikut serta dalam ajang pameran internasional Singapore Airshow 2018 di Changi Exhibition Centre, Singapura.

Pameran tersebut resmi dibuka pada Selasa (6/2).

Keikutsertaan PTDI dalam acara rutin dua tahunan ini dalam upaya perluasan pemasaran dan peningkatan penjualan berbagai produk dan jasa yang dihasilkan selama ini, khususnya pesawat N219 Nurtanio. Booth PTDI di Singapore Airshow 2018 berada di nomor G39 dengan nama N219 Nurtanio.

"Di Singapore Airshow, N219 Nurtanio akan menjadi primadona karena booth kami diberi nama N219 Nurtanio. Selain itu kami tetap memasarkan produk unggulan lainnya, ada CN235-220 dan NC212i," kata Sekretaris PTDI Ade Yuyu Wahyuna seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/2).

photo
Pesawat N219 terparkir di Bandara Halim Perdana Kusuma saat acara Pemberian Nama Pesawat N219 oleh Presiden RI, Jakarta, Jumat (10/11).

Ade menuturkan dalam ajang tersebut PTDI mempromosikan pesawat N219 Nurtanio hasil karya anak bangsa. Pesawat N219 Nurtanio merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan oleh PTDI dan LAPAN.

Ia menututkan pesawat N219 Nurtanio pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara nasional di wilayah perintis, dan pesawat N219 Nurtanio dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti angkutan penumpang, angkutan barang maupun ambulan udara.

"Pesawat N219 nantinya akan diproduksi secara bertahap. Pada awalnya akan diproduksi 6 unit dengan menggunakan kapasitas produksi eksisting, kemudian dengan menjalankan sistem automasi pada proses manufacturing, secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sampai mencapai 36 unit per tahun," kata dia.

Selain memperkenalkan produk, Ade menyebutkan PTDI akan melakukan beberapa perjanjian kerjasama.Pada tanggal 07 Februari 2018, PTDI akan melakukan penandatanganan Perjanjian Kerangka Kerjasama (Framework Agreement) dengan beberapa pihak tentang Pengadaan, Perawatan dan Komersialisasi pesawat N219 Nurtanio, yaitu dengan PT Pelita Air Service, pengadaan pesawat N219 Nurtanio dengan Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, Papua dan pengadaan pesawat N219 Nurtanio serta pengembangan sumber daya manusia dan fasilitas kedirgantaraan di Provinsi Aceh.

PTDI juga akan melakukan melakukan penandatanganan Framework Agreement dengan PT Trigana Air Service bidang pengadaan pesawat terbang N219 Nurtanio dan dengan Avitra Aerospace Technologies dalam pemasaran, pengadaan dan produksi pesawat N219 Nurtanio.

PTDI juga akan melakukan penandatanganan Perjanjian Kerangka Kerjasama (Framework Agreement) dengan Airbus Defence & Space (ADS) terkait service collaboration untuk pesawat CN295 serta Affidavit dari Commercial, Industrial and Services Agreement (CISA) dengan Airbus Helicopters (AH) terkait kerjasama pengembangan Local Support & Services, termasuk penyiapan kemampuan Pemeliharaan, Perbaikan dan Overhaul (MRO) yang relevan di Indonesia.

Pada tanggal 8 Februari 2018, PTDI akan melakukan penandatanganan Framework Agreement dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk pengadaan pesawat terbang N219, dimana pengoperasian dan perawatan atas pesawat terbang N219 Nurtanio akan dilaksanakan oleh PT Pelita Air Service.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement