REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo memastikan beras beras yang diimpor pemerintah pusat tidak akan sampai bocor ke Jawa Timur. Meskipun, kedatangan beras tersebut dipastikan akan transit di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Sejak dulu saya menolak (impor beras). Hanya transit saja (di Jatim). Karena Februari itu kita sudah panen," ujar pria yang akrab disapa Pakde Karwo di Surabaya, Senin (5/2).
Pakde Karwo menjelaskan, untuk impor holtikultura Pelabuhan Tanjung Perak menjadi salah satu pelabuhan di Indonesia yang menjadi pintu masuk. Selain Tanjung Perak, pelabuhan lain yang menjadi pintu masuk impor holtikultura adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Belawan, dan Hasanuddin.
"Meski menjadi pintu masuk impor, tidak bakal bocor ke masyarakat di Jatim. Beras yang datang langsung didistribusikan ke daerah lain di luar Jatim," ujar Soekarwo.
Beras untuk Operasi Pasar Jateng Diselewengkan Jadi Premium
Meski ada kekhawatiran bocornya beras impor ke Jatim, Soekarwo menyatakan, Pemprov Jatim tidak akan membentuk satgas untuk mengawasinya. Pakde Karwo menyerahkan pemantauan impor beras pada menteri luar negeri yang mengecek langsung di negara importir.
"Bocor itu kuota yang dikirim pasti lebih. Surplusnya di negara asal itu menteri luar negeri harus aktif. Gak ada satgas kan sudah ada menteri luar negeri," kata Soekarwo.
Sepeeti diketahui, beras impor akan mulai masuk ke Indonesia pada 11 Februari. rencananya ada dua kapal yang masuk dengan membawa 26 ribu ton beras. Beras yang dibawa kapal tersebut berasal dari Vietnam dan Thailand.