Ahad 04 Feb 2018 11:27 WIB

Ryamizard: Indonesia-Australia Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Semua negara yang hadir sepakat bahwa terorisme merupakan ancaman lintas negara.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Andi Nur Aminah
Menhan RI Ryamizard Ryacudu di antara sejumlah menteri pertahanan negara lain yang mengikuti pertemuan 'The Perth Meeting Sub-Regional Defence Ministers Meeting on Counter-Terrorism'  di Perth, Austraslia.
Foto: Dok Kemenhan
Menhan RI Ryamizard Ryacudu di antara sejumlah menteri pertahanan negara lain yang mengikuti pertemuan 'The Perth Meeting Sub-Regional Defence Ministers Meeting on Counter-Terrorism' di Perth, Austraslia.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Pertemuan 'The Perth Meeting Sub-Regional Defence Ministers Meeting on Counter-Terrorism' telah dilaksanakan di Kota Perth, Australia pada 1 sampai 2 Februari 2018. Kegiatan itu merupakan forum pertemuan yang diinisiasi oleh Australia untuk memperkuat kerja sama pertahanan dalam melawan terorisme di kawasan ASEAN.

Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Marise Payne dan dihadiri Wakil Menhan Thailand Jenderal Chaichan Changmonkol dan Wakil Menhan Brunei Darussalam Dato Seri Pahlawan Haji Abdul Aziz bin Haji Mohd Tamit. Menhan Filipina Delfin Lorenzana, Menhan Malaysia Hishammuddin Tun Hussein, serta Menhan dan Luar Negeri Singapura Mohammad Maliki bin Osman ikut hadir dalam pertemuan tersebut.

Menhan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan, Indonesia dan Australia telah menandatangani kesepakatan perpanjangan perjanjian kerja sama pertahanan. Menurut dia, kedua negara telah sepakat untuk menyusun kerangka kerja sama keamanan dan aksi pertahanan per tanggal 1 Februari 2018.

"Kita berkomitmen untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperluas kerja sama pertahanan berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, saling menghormati dan saling percaya," ujar Ryamizard dalam siaran pers, Ahad (4/2).

Ryamizard menambahkan, semua negara yang hadir sepakat bahwa terorisme merupakan ancaman lintas negara dan rawan terhadap kemanusiaan. Sehingga, negara di ASEAN perlu memperkuat dan melakukan pertukaran intelijen strategis. "Para peserta juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama pertahanan melalui forum multilateral, yaitu ADMM-Plus serta mekanisme kerja sama regional lainnya, merespon ancaman dari ISIS, kelompok teroris lain dan Returnees FTF (Foreign Terrorist Fighter, Red)," kata mantan KSAD itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement