Ahad 04 Feb 2018 04:16 WIB

Polri Imbau Masyarakat tak Terbuai Umrah Murah

Saat ini Polda Jabar tengah menangani kasus penipuan umrah PT SBL.

Kadiv Humas Polri Setyo Wasisto (kiri) memberikan paparanya saat acara rilis tentang kasus dugaan penipuan perjalanan ibadah umrah First Travel di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8).
Foto: Mahmud Muhyidin
Kadiv Humas Polri Setyo Wasisto (kiri) memberikan paparanya saat acara rilis tentang kasus dugaan penipuan perjalanan ibadah umrah First Travel di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengimbau masyarakat agar tidak terbuai dengan tawaran biaya umrah murah. "Kami mengingatkan kepada seluruh masyarakat bila ada tawaran yang kira-kira tidak masuk akal, jangan diikuti," kata Setyo di Jakarta, Sabtu (3/2).

Alasannya, ongkos umrah itu tidak mungkin bisa murah karena dari segi akomodasi, seperti tiket pesawat dan biaya hidup selama beribadah umrah, terbilang mahal. "Jadi kalau ditawari dengan harga murah, harusnya kita skeptis, nanti pas di sana (Mekkah) mungkin fasilitasnya tidak sesuai janji, nanti akan ada masalah," katanya.

Setelah kasus penipuan dan pencucian uang dana umrah PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel), terungkap lagi kasus serupa yang melibatkan biro perjalanan umrah, yakni PT Solusi Balad Lumampah (SBL) di Jawa Barat.  "Kasus SBL ditangani Polda Jabar, masih didalami," katanya.

Dalam kasus SBL, polisi menetapkan dua tersangka dalam kasus penipuan dan pencucian uang yang merugikan para jamaah haji dan umrah hingga Rp 300 miliar. Sistem perjalanan umrah dan haji yang diterapkan PT SBL adalah dengan sistem money game. Untuk perjalanan umrah dan haji plus, travel ini mengenakan biaya Rp 18 juta hingga Rp 23 juta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement