REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Universitas Hasanuddin Makassar akan menurunkan tim bantuan untuk membantu mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi di Agats, Kabupaten Asmat, Propinsi Papua. Hal ini disampaikan dalam Rapat Khusus yang digelar di Ruang Rapat Rektor Unhas, Lantai 8 Gedung Rektorat Unhas, Kamis (1/2/)
Sejumlah pakar dan akademisi hadir dalam raapat yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Kerja Sama Unhas, Prof Budu, Ph.D, SpM(K), M.Ed. Rapat ini membahas persiapan untuk menurunkan tim kemanusian yang akan membantu menangani persoalan gizi buruk yang sedang melanda Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua. "Tim Unhas direncanakan bukan saja datang memberi bantuan pada saat sekarang ini, tetapi juga akan melakukan bantuan yang sistemik, terintegrasi, dan berkelanjutan," kata Prof Budu dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.
Mantan rektor Unhas, Idrus Paturusi, yang turut hadir dalam rapat ini menegaskan bahwa persoalan yang terjadi di Asmat bukan hanya persoalan darurat sebagaimana halnya yang terjadi pada saat bencana alam. "Ini adalah situasi darurat sistemik, berkaitan dengan banyak aspek. Ada persoalan kesehatan, persoalan medik, hingga persoalan sosial dan ekonomi di Asmat," kata dia.
Unhas akan menurunkan tim multidisiplin untuk mengatasi berbagai persoalan secara berkelanjutan. Pertemuan juga mengidentifikasi berbagai persoalan yang saat ini dihadapi, berdasarkan data yang disiapkan oleh Kementerian Sosial, Polda Papua, Pemerintah Daerah, lembaga-lembaga terkait lainnya. "Tim akan mengidentifikasi situasi yang terjadi, Tim Unhas menilai bahwa penyelesaiaan sistematis berorientasi jangka panjang dan berkelanjutan dibutuhkan," katanya.
Untuk jangka pendek, Unhas menurunkan tim tanggap darurat untuk secara cepat membantu persoalan gizi buruk yang kini sedang melanda. Tim ini terdiri atas tenaga medis dan tenaga kesehatan, dokter dengan berbagai keahlian. Antara lain gizi, anak, bedah, penyakit dalam, kebidanan, dan gigi. Unhas juga akan menurunkan tenaga perawat yang akan membantu di lapangan.
Tim pertama sebanyak 19 orang rencananya akan diberangkatkan pada 8 Februari 2018. "Unhas sebenarnya ingin menurunkan tim lebih cepat lagi, namun karena kendala transportasi ke Asmat, khususnya Agats, maka tim pertama baru dapat diberangkatkan pada tanggal tersebut," katanya.
Selain membahas rencana menurunkan tim tanggap darurat dalam waktu dekat ini, dibahas juga rencana jangka menengah dan jangka panjang. Unhas berharap persoalan gizi buruk yang terjadi di Agats dapat ditangani secara sistematis, hingga tidak terulang lagi pada masa-masa mendatang.