REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya terus menambah ruang terbuka hijau (RTH) di beberapa titik di Kota Surabaya. Kali ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan hutan kota di Jalan Lempung Perdana, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, Kamis (1/2).
Secara simbolik, Risma didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Joestamadji dan para pelajar menanam sekitar 200 pohon di hutan kota yang terletak di samping SMPN 47 Surabaya itu. Meski pada hari ini hanya dilakukan penanaman sekitar 1.000 pohon, Risma berharap penanaman akan terus bertahap hingga mencapai 4.000 pohon.
Wali Kota Risma mengaku sengaja membuat hutan kota di Jalan Lempung Perdana, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, karena memang di daerah itu seringkali terjadi banjir. "Makanya, Pemkot Surabaya melakukan beberapa treatment untuk menangani banjir di daerah tersebut. Salah satu yang kami lakukan adalah membuat hutan kota dan membuat waduk," kata Risma.
Risma menambahkan, daerah tersebut juga merupakan salah satu kawasan tertinggi di Kota Surabaya. Harapannya, apabila ada hutan kota di situ, maka pohon-pohonnya bisa menyerap air dan tidak turun ke kawasan yang lebih rendah, sehingga kawasan yang ada di bawahnya bisa lebih mudah dikendalikan.
"Teorinya memang seperti itu. Kayak hutan-hutan di gunung seperti itu. Begitu hutan itu gundul, maka kemudian muncul air bah dan juga longsor," ujar Risma.
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu berpendapat, apabila Surabaya ingin selamat dari bencana, maka harus menanam pohon-pohonan di semua wilayah. Pada kesempatan yang sama, Risma pun memastikan akan terus menambah hutan kota di beberapa titik di Kota Surabaya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Joestamadji menjelaskan pohon-pohon yang akan ditanam di hutan kota ini adalah pohon atau tanaman yang produktif. Seperti pohon jambu, belimbing, matoa dan beberapa jenis lainnya. Di sana juga ditanamkan pohon matoa, karena dinilai cukup bagus ditanam dan buahnya banyak disukai oleh masyarakat.
Jadi, hari ini kita targetkan menanam 1.000 pohon. Tadi 200 pohon sudah ditanam secara simbolik dan akan terus ditambah secara bertahap hingga mencapai 4.000 pohon. "Karena tanah ini masih ditata oleh teman Dinas PU Bina Marga dan Pematusan," kata Joestamadji.
Joestamadji menjelaskan, desain penataan hutan kota itu dikonsep dengan apik, karena juga digunakan untuk sekolah SD Lontar 2 dan SMPN 47 Surabaya. Ke depannya, lokasi hutan kota itu diproyeksikan menjadi tempat wisata dan hutan kota yang hijau.
Joestamadji mengaku, pembangunan hutan kota semacam itu, sebenarnya sudah ada di beberapa tempat di Surabaya. Di antaranya di Pakal 1 dan Pakal 2, di Sambikerep, Kelurahan Jeruk, dan Sumur Welut. Dari semua hutan kota itu, semua konsepnya sama, yaitu ada bozemnya untuk mengendalikan air.