REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta meminta masyarakat untuk tidak membeli barang dari para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar. Ia mengatakan, mereka berjualan karena adanya kebutuhan dari para pembeli.
"Jangan belanja, jangan membeli di sana, karena PKL itu ada di sana karena ada yang beli," kata Sandiaga di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (31/1).
Menurut Sandiaga, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI telah menurunkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menghalau para PKL. Namun, mereka umumnya kucing-kucingan.
Sandiaga mengaku mengamati hal itu setiap lari pagi dan melintasi trotoar. Ia melihat para PKL mengosongkan trotoar setiap petugas datang. Namun, ketika petugas telah pergi, mereka berjualan kembali. Menurut Sandiaga, ini telah menjadi perilaku tersendiri. Pemprov DKI berupaya mengubah perilaku tersebut dengan menyediakan lokasi sementara (loksem).
"Ini perilaku, kita ingin perilaku pedagang kecil juga mulai terbiasa ketika kita bisa berikan lokasi sementara dan lahan usahanya, mereka mudah-mudahan bisa mengubah perilakunya," kata dia.
Perubahan perilaku ini tak hanya diharapkan datang dari para PKL, namun juga masyarakat pembeli. Ia berharap masyarakat tak mentolerir para PKL yang berjualan di trotoar. Caranya dengan tidak membeli dagangan mereka.
Tanpa adanya perubahan perilaku, kata Sandiaga, mustahil permasalahan PKL di trotoar dapat diselesaikan. Berapapun banyaknya petugas yang disediakan tak akan mampu menghalau mereka.
"Kita tidak akan mampu sebanyak apapun itu kalau tidak dibantu oleh perubahan behavior perilaku dan pengawasan langsung dari masyarakat," ujar dia.
Kendati demikian, Pemprov DKI terus berupaya membersihkan trotoar dari para pedagang kaki lima. Sandiaga mengatakan petugas Satpol PP terus menegakkan kedisiplinan dan menerapkan peraturan.