Senin 29 Jan 2018 16:28 WIB

Angka Kematian Ibu Melahirkan di Tasikmalaya Turun

Tahun 2017 angka kematian ibu mencapai 37 jiwa, turun dari 2016 sebanyak 45 jiwa.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Ibu melahirkan
Ibu melahirkan

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kasus kematian ibu ketika proses persalinan Kabupaten Tasikmalaya mencapai angka 37 jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding 2016 yang mencapai 45 jiwa.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Ratih Tedjasukmana, mengatakan kematian para ibu diakibatkan berbagai jenis gangguan medis. Termasuk pula kasus pendarahan hingga meninggal dunia.

"Secara umum, disebabkan pendarahan dan hipertensi atau darah tinggi dalam kehamilan. Alhamdulilah, kematian ibu hamil di Kabupaten Tasik turun jadi hanya 37 saja," ujarnya kepada wartawan, Senin (29/1).

Ia menilai penurunan angka kematian terjadi karena dampak serangkaian program kesehatan yang digulirkan Pemerintah Daerah. Salah satu program andalan yaitu Sistem Informasi Rujukan Efektif Selamatkan Ibu dan Keluarga atau disingkat Si Resik.

Berdasarkan program Si Resik maka Pemkab Tasik memberi layanan konsultasi gratis kepada ibu hamil lewat aplikasi pesan singkat dan sambunagn telepon. Tak hanya itu, Si Resik ikut memonitor jumlah keberadaan ibu hamil di tingkat desa maupun kecamatan.

"Ibu hamil bisa mengajukan pertanyaan apa pun seputar kehamilan dan kesehatan bayi dalam kandungannya. Dan bisa mantau ibu hamil juga di suatu wilayah," ucapnya.

Sementara itu, penurunan kasus meninggalnya ibu dalam persalinan juga terjadi di Kota Tasikmalaya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Cecep Z Kholis menyebut angka kematian ibu hamil pada tahun 2017 mencapai 13 kasus. Jumlah tersebut turun dibanding tahun 2016 yang terdata sebanyak 16 kasus. Sehingga jika dikonversi menghasilkan rasio perbandingan kematian ibu hamil 88 : 100 ribu.

"Angka ini berada jauh di bawah rataan kejadian di level nasional yang mencapai 359 : 100 ribu," tuturnya.

Ia menilai penyebab kematian ibu hamil terbanyak yaitu eklamsi, preeklamsi, infeksi, dan pendarahan. Preeklamasi, lanjut dia, ialah gangguan karena kenaikan tekanan darah hingga memicu retensi cairan dan pada gilirannya membuat pembengkakan di bagian kaki penderita.

"Kehilangan protein darah. Kalau disertai kejang namanya eklamsi," sebutnya.

Dalam hal menjaga rendahnya kasus kematian ibu hamil, ia menerapkan berbagai upaya penyuluhan. Selain itu, diadakan pula kajian terhadap tiap kasus kematian ibu melahirkan agar tak terulang.

"Kami melakukan pembinaan kesehatan ibu-ibu hamil oleh kader. Kemudian meningkatkan kemampuan bidan, supaya bidan tahu kapan dia harus merujuk dan kapan dia bisa menangani. Kemudian audit maternal. Setiap kematian diaudit, kenapa ini (penyebabnya). Supaya tidak terulang," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement