Ahad 28 Jan 2018 14:06 WIB

Jaya Suprana: Tantangan Warga Desa di Perkotaan Lebih Besar

Warga desa tak hanya tinggal di pedesaan tapi banyak yang bertahan di perkotaan.

Mendes PDTT menghadiri ulang tahun Jaya Suprana.
Foto: Kemendes PDTT
Mendes PDTT menghadiri ulang tahun Jaya Suprana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usia Jaya Suprana tak lagi muda. Di perayaan hari ulang tahunnya yang ke 69, Sabtu (27/1), di Tugu Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta, lelaki yang dikenal sebagai sosok  humanis ini menorehkan perhatiannya pada warga pedesaan. Ia berterima kasih kepada pemerintah yang telah berjuang demi kemakmuran anak bangsa, khususnya warga desa.

Pada kegiatan yang dibarengi oleh peluncuran buku Jaya Suprana berjudul "Naskah-naskah Kemanusiaan" tersebut ia mengingatkan bahwa warga desa belakangan tak hanya tinggal di pedesaan saja. Beberapa di antara mereka juga mencoba bertahan hidup di perkotaan dengan tantangan lebih berat.

“Warga desa tidak hanya di desa saja, tapi ada juga warga desa yang di kota. Mereka ini sangat membutuhkan perhatian. Mereka juga (tantangan) jauh lebih berat,” ujarnya seperti dalam siaran pers.

Kalau di desa, kata dia dihadapan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo yang saat itu hadir bersama tamu undangan, tidak ada (warga desa) di perdesaan yang digusur. Berbeda dengan warga desa yang menjajal hidup di kota, banyak di antara mereka yang pada akhirnya tergusur.

 “Terima kasih, saya tahu Bapak (Menteri Eko) betul-betul berjuang untuk pedesaan. Mengenai kesempurnaan, mana ada yang sempurna. Kalau sempurna ya namanya menteri surga,” ujarnya di sela canda.

Diakui Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, bahwa tak sedikit warga miskin di perkotaan berasal dari desa. Hal tersebut menurutnya, menjadi salah satu alasan bagi pemerintah untuk fokus membangun perdesaan.

“Tujuan dari pembangunan desa ini juga untuk mengurangi urbanisasi. Makanya terus kita galakkan pembangunan di desa-desa, supaya masyarakatnya tidak berurbanisasi ke kota,” ungkap Menteri Eko.

Ia meyakini, program dana desa yang digulirkan pemerintah sejak Tahun 2015 akan memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan angka urbanisasi. Yang mana tahun 2015 jumlah dana desa yang digulirkan sebesar Rp20,8 Triliun, tahun 2016 sebesar Rp46,98 Triliun, tahun 2017 sebesar Rp60 Triliun, dan tahun 2018 sebesar Rp60 Triliun.

Tahun lalu, Menteri Eko pun sempat mendapat penghargaan Satya Lencana Kepedulian Sosial dari Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS), karena dinilai mampu berkontribusi mengurangi urbanisasi ke DKI Jakarta. “(Kontribusi dana desa) pasti ada,” ujarnya.

Untuk diketahui, selain Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, perayaan ulang tahun Jaya Suprana sekaligus peluncuran buku "Naskah-naskah Kemanusiaan" tersebut juga dihadiri beberapa tokoh nasional lainnya. Mulai dari Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan  Indonesia Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, rohaniawan Romo Benny, dan beberapa tokoh nasional lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement