REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengeluarkan dana Rp 2,5 miliar untuk membantu korban bencana gempa di Lebak, Banten yang terjadi pada Selasa (23/1) siang. Anggaran tersebut dibagi untuk dua provinsi, yakni Jawa Barat dan Banten.
Bantuan dalam bentuk barang kebutuhan pokok ini diberikan langsung oleh Menteri Sosial, Idrus Marham, di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (27/1). Idrus menyebutkan, ada tiga langkah tanggap darurat yang harus dilakukan dalam menanggulangi pascabencana ini.
"Pertama, memberikan sembako pada masyarakat yang menjadi kebutuhan dasar korban. Kedua, menyiapkan tenda khusus bagi masyarakat yang rumahnya rusak, dan ketiga, memikirkan bagaimana pembangunan ke depan," ujarnya.
Terkait pembangunan rumah yang rusak, Idrus berkomitmen akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah daerah setempat. Sementara itu, untuk fasilitas umum lain seperti rumah ibadah, sekolah dan sarana kesehatan yang juga rusak, Idrus berharap agar pemerintah dan dinas mempercepat koordinasi agar bisa segera dibangun kembali.
Setelah berkunjung ke Lebak dan Kabupaten Bogor, jajaran Kementerian Sosial akan kembali mendatangi pengungsian di titik lain termasuk Sukabumi yang juga terdampak parah. "Sesuai dengan instruksi presiden kepada saya selaku menteri sosial, tidak ada rakyat yang terkena bencana yang tidak terurus," ujar Idrus.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Arifin Harun Kertasaputra, menyebutkan dampak terparah dari gempa Banten di wilayahnya terjadi di tiga daerah, yakni Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Cianjur. Dari data yang dikumpulkan, jumlah kerusakan terbanyak berada di Sukabumi. Kerusakan menyebar di enam kecamatan, di mana pemukiman penduduk menjadi area mendominasi. Setidaknya, 3.506 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 10.904 jiwa menjadi korban.
Di Kabupaten Bogor, pendataan masih perlu disesuaikan lagi dengan data dari pemerintah daerah. Tapi, menurut data sementara yang dimiliki Arifin, korban terdampak mencapai 564 KK yang terdiri dari 1.414 jiwa. Sementara itu, data dari BPBD Kabupaten Bogor menyebutkan, 656 KK atau sekira 2.532 jiwa diketahui terdampak sampai Sabtu (27/1).
Untuk Kabupaten Cianjur, gempa merusak enam rumah, satu Sekolah Menengah Kejuruan dan satu unit kantor kecamatan. "Kemarin juga sempat terjadi angin puting beliung menyusul di Kabupaten Pangandaran. Dampak kerusakan masih dalam pendataan," ucap Arifin.
Dalam melakukan tindakan pascabencana, Arifin menjelaskan, pihaknya memberi prioritas terhadap perlindungan sosial terlebih dahulu. Yakni, memastikan korban tetap bisa makan dan tidur dengan nyenyak, meski tidak lagi bisa melakukannya di rumah masing-masing.