REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei LSI Denny JA yang dirilis Rabu (24/1) meyebutkan PAN berpotensi tidak lolos Parliamantary Threshold dengan perolehan suara 2 persen di bawah batas PT 4 persen untuk Pemilu 2014. Hasil survei tersebut mendapat tanggapan kritis dari politisi PAN Nasrullah Larada.
"Tampaknya LSI Denny JA perlu banyak belajar lagi dengan fakta lapangan pasca Pileg, baik Pileg 2004, 2009 dan 2014. Hampir semua lembaga survei selalu memaparkan hasilnya dan selalu memposisikan PAN dibawah 2 persen. Namun kenyataanya PAN selalu di urutan ke lima partai besar di parlemen (2009 dan 2014)," ujar Bendahara Umum DPP PAN ini.
Dengan melihat perbedaan hasil survei terhadap perolehan partai pada Pileg-Pileg sebelumnya, Nasrullah menganggap metode yang digunakan lembaga survei perlu dikaji ulang. Bahkan ia mensinyalir banyak juga lembaga survei yang masih “abal abal” dan mengikuti siapa sponsor nya.
"Jika LSI Denny JA mengeluarkan hasil survei dan hasilnya PAN hanya 2 persen dengan margin error 2,9 persen, maka layak saya katakan metodologinya cenderung berdasar sponsor dan lembaganya abal abal. Jadi patut diabaikan," ujarnya.
Survei nasional LSI Denny JA diselenggarakan 7-14 Januari 2018 di 34 provinsi dengan responden sebanyak 1200 dipilih berdasarkan multistage random sampling. Survei terebut menyebutkan PAN memperoleh suara 2,0 persen. Partai lain yang diprediksi perolehan suara di bawah 4 persen adalah PKS, PPP dan Hanura.