Jumat 26 Jan 2018 03:17 WIB

Satu Warga OKU Meninggal, Diduga Terinfeksi Difteri

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU mengaku belum menerima laporan.

Pekerja menunjukan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja menunjukan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Seorang warga Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan berjenis kelamin laki-laki berinisial F (27) beralamat Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur meninggal dunia diduga akibat terinfeksi virus difteri. Informasi yang berhasil dihimpun dari salah seorang pihak keluarga korban yang enggan menyebutkan namanya di Baturaja, Kamis (25/1) mengatakan, F sendiri sempat hendak dirawat di Rumah Sakit di Baturaja,  tapi dirujuk ke Palembang lantaran pihak rumah sakit tak sanggup lagi mengobati.

"Setelah beberapa hari dirawat di salah satu Rumah Sakit di Palembang tepatnya pada Senin (22/1) sekitar pukul 14.00 WIB meninggal dunia," katanya.

Dia menceritakan, awalnya F sempat demam tinggi saat sedang berada di Kabupaten OKU Selatan dan diobati di puskesmas setempat. "Tapi tidak sembuh lalu dibawa ke Baturaja, namun disarankan dirujuk ke Kota Palembang.  Jadi di Palembang sekitar sembilan hari dirawat RS Charitas namun Tuhan berkehendak lain," katanya disela sela prosesi pemakaman F disalah satu Tempat Pemakaman Umum (TPU) Baturaja.

Menurut Ridwan, salah satu rekan dekat korban saat dikonfirmasi menambahkan, ketika proses pemandian jenazah memang ada beberapa bagian tubuh mengalami pembengkakan seperti di tengorokan, biru lebam di sekujur tubuh serta mengeluarkan darah lendir di hidung dan ada bagian tubuh yang mengelupas.

"Bibirnya saat saya lihat waktu itu seperti terbakar, tengorokanya bengkak dan di hidungnya keluar seperti lendir dan darah," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Suharmasto saat dikonfirmasi secara terpisah mengaku belum mengetahui informasi tersebut. "Belum ada laporan ke kami terkait hal itu," katanya.

Menurut dia, jika memang ada warga yang terjangkit virus itu maka seharusnya pihak rumah sakit yang merawat korban melaporkan, sehingga pihaknya bisa antisipasi.  "Jadi biasanya kalau memang terjangkit  tentu pihak RS akan memberi tahu kami," ujarnya.

Di Kabupaten OKU sendiri, jelas dia,  belum ditemukan virus difteri yang lebih mudah menyerang balita dan anak-anak. "Jadi, kami imbau semua balita harus divaksin. Silakan datang ke puskesmas terdekat atau rumah sakit," ungkapnya.

Perlu diketahui virus difteri adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi di selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menginfeksi bernama corynebacterium diphtheriae ini pada umumnya diawali dengan rasa sakit di tenggorokan, demam, lemas hingga membengkaknya kelenjar getah bening.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement