REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyambut baik usulan agar Dr Sardjito ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Usulan itu sendiri dikeluarkan sivitas Universitas Gadjah Mada (UGM) beberapa waktu lalu.
"Saya menyambut gembira dan mendukung pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi Prof Dr Sardjito," kata Sultan, lewat sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam X, dalam Seminar Regional di Balai Senat UGM, Kamis (25/1).
Ia menilai, pengusulan ini penting mengingat Dr Sardjito telah banyak mendapatkan penghargaan seperti tanda jasa pahlawan dan Bintang Mahaputera. Sultan merasa, pemberian gelar tentu berpedoman ke UU Nor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, khususnya pasal 26.
Pasal itu menjelaskan gelar diberikan kepada seseorang yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau politik atau dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Dengan peran yang sangat besar di masa kemerdekaan, Dr Sardjito layak diberi anugerah sebagai pahlawan nasional, mudah-mudahan pengusulan gelar pahlawan nasional ini dapat berjalan lancar," ujar Sultan.
Senada, Rektor UGM, Panut Mulyono, mengatakan Dr Sardjito merupakan sosok yang sejak muda dikenal pandai, tekun, dan memiliki semangat di bidang kesehatan dan pendidikan. Melalui bidang kesehatan ini, Sardjito berperan aktif sejak perang sampai setelah kemerdekaan.
"Beliau merupakan alumni Stovia yang berdedikasi tinggi dan mempunyai segudang prestasi, dengan kemampuan tersebut tidak lantas meninggalkan perannya sebagai putra bangsa," kata Panut.
Dalam masa revolusi fisik dan penuh keterbatasan, Sardjito menyuplai obat-obatan dan membuat makanan berbagai vaksin serta bervitamin yang dikenal dengan Biskuit Sardjito bagi Tentara Nasional Indonesia yang tengah berperang.
Dedikasi dalam bidang pendidikan ditunjukkan dalam pendirian UGM, dan membina sekaligus mengembangakn Universitas Islam Indonesia (UII). Panut menuturkan, Sardjito memiliki nilai keteladanan dan pemikiran yang harus dijaga seperti pengabdian, penelitian yang mengarah kepada kemanusiaan dan etika penelitian.
Selain itu, salah satu nilai fenomenal yang dirasa begitu ditanamkan Sardjito tidak lain tentang peruguran tinggi sebagai cerminan kebudayaan Indonesia. Untuk itu, Panut berharap, keteladanan itu dapat menginspirasi generasi muda dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Atas dasar perjuangan dan pengorbanan Dr Sardjito yang begitu besar tersebut, kami mengusulkan beliau memperoleh gelar pahlawan nasional," ujar Panut.