Rabu 24 Jan 2018 17:00 WIB

Airlangga Sebaiknya Tarik Agun ke Kepengurusan Golkar

Agun merupakan kader yang rajin dalam membina pemilih di wilayah Jawa Barat.

Anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa.
Foto: mpr
Anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Partai Golkar bakal merugi karena tidak memasang Agung Gunandjar Sudarsa sebagai salah satu pengurus. Padahal, legislator Golkar itu merupakan kader yang rajin dalam membina pemilih di wilayah Jawa Barat yang dikenal sebagai provinsi yang menentukan di pemilu.

Pangi mengatakan, pembentukan kepengurusan memang menjadi kewenangan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Dalam pandangan Pangi, ketua umum Golkar pengganti Setya Novanto itu terkesan mau merampingkan kepengurusan.

Namun, Pangi menganggap Airlangga telah mengesampingkan peran Agun sebagai kader Golkar yang telah menunjukkan kecakapan dan dedikasinya. “Agun ini punya kapasitas, jam terbang politik dan organisasi ini dia tak usah diragukan,” ujar Pangi, Selasa (23/1) dalam keterangannya.

Dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu menambahkan, semestinya Airlangga mempertimbangkan nama Agun untuk masuk dalam kepengurusan. Setidaknya, ada posisi yang bisa dipakai Agun untuk menambah dukungan bagi Golkar.

“Agun menurut saya mestinya dipertimbangkan di berbagai posisi. Bisa ditugaskan di partai atau jabatan publik. Mestinya diberikan dia di salah satu. Bisa di partai atau di jabatan publik,” tegasnya.

Lebih lanjut Ipang -sapaan Pangi- mengatakan, Agun sebenarnya sosok bagus yang bisa dipakai untuk terus membesarkan Golkar di Jawa Barat. Terlebih, kiprah Agun untul Golkar di Jabar sudah terbukti.

“Golkar diperhitungkan sampai saat ini salah satunya karena peran Kang Agun juga. Dia punya nama baik di Jawa Barat dan membantu insentif elektoral. Kalau tak ada tokoh-tokoh seperti Agun di Jabar, belum tentu bisa Golkar seperti saat ini,” ulasnya.

Karena itu Pangi menegaskan, Airlangga sebaiknya mengkaji ulang kepengurusan Golkar yang telah diumumkan. Sebab, tak semestinya kader dadakan bisa jadi pengurus, sementara senior yang sudah berjasa justru diaingkirkan.

“Mereka senior yang punya kapasitas, mestinya ditempatkan di pos selayaknya. Jangan sampai didiamkan seakan dibuang. Jangan sampai, karena mereka aset Golkar dan harus di-maintenance,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement