REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kerusakan rumah di Kabupaten Lebak, Banten bertambah menjadi 116 unit akibat gempa tektonik berkekuatan 6,4 skala richter pukul 13.34 WIB. Gempa terjadi di koordinat 7,21 LS dan 105, 91 BT atau tepatnya 81 KM arah barat Lebak.
"Kami memastikan jumlah kerusakan rumah terus bertambah dari sebelumnya 105 unit kini menjadi 116 unit," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Selasa (23/1).
BPBD membuka posko bencana gempa tektonik karena dikhawatirkan menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur maupun rumah. Kebanyakan korban kerusakan rumah tersebut berada di Kecamatan Panggarangan hingga mencapai puluhan rumah.
Namun, pihaknya hingga kini belum menerima laporan korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur, seperti sekolah, puskesmas, maupun pasar akibat gempa tersebut. Peristiwa gempa tektonik kali pertama terjadi di Kabupaten Lebak yang cukup parah hingga kekuatan 6,4 SR.
Selama ini, Kabupaten Lebak dipetakan sebagai daerah rawan gempa tektonik karena terdapat pesisir pantai selatan. "Kami minta warga jika mengalami korban gempa segera melaporkan kepada kecamatan masing-masing," katanya menjelaskan.
Menurut dia, BPBD hingga kini terus melakukan pendataan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa tektonik itu. Masyarakat yang rumahnya rusak berat diharapkan mengungsi ke rumah tetangga maupun kerabat yang selamat.
Saat ini, BPBD terus berkoordinasi dengan TNI, Polri, PUPR, Dinsos, inkes dan relawan untuk menangani pascabencana gempa. Penanganan itu agar warga korban gempa bisa ditangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan korban jiwa dan kelaparan hingga serangan penyakit menular.
"Kami terus berkoordinasi agar penanganan bencana itu berjalan baik dan bisa mengurangi risiko bencana agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya menjelaskan.