REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat berharap memiliki rumah sendiri. Mereka khawatir tidak bisa selamanya membayar sewa di tempat tersebut.
Seorang warga, Yati, mengungkapkan dirinya sempat menunggak sewa selama tiga bulan. Hal itu disebabkan karena ia sakit dan perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama sepekan.
"Saya pernah dirawat di rumah sakit sepekan, tapi nunggaknya tiga bulan. Coba bayangin," kata Yati ketika ditemui di warung miliknya, kompleks Rusunawa Jatinegara Barat, Jumat (19/1).
Menurut Yati, tidak selamanya warga bisa mencari uang untuk membayar sewa. Ia menyebutkan, paling tidak harus menyediakan Rp 700 ribu per bulan untuk biaya hidup. "Sewanya kan Rp 300 ribu. Belum listrik dan air. Air minum biasanya kami pakai isi ulang. Ya, minimal harus punya Rp 700 ribu per bulan. Itu minimal ya," jelasnya.
Oleh karena itu, Yati sangat berharap rumah susun yang ia tinggali saat ini bisa menjadi hak milik suatu saat nanti. "Ibaratnya sewanya seumur hidup kan ini. Kalau bisa jadi rusunami (rumah susun sederhana milik) sih bagus ya, mau gimana caranya jadiin rusunami," kata Yati mengungkapkan harapannya.
Hal senada diungkapkan warga lainnya bernama Ade. Menurutnya menyewa terus menerus terasa tidak nyaman. "Kalau ada kesempatan buat pindah sih pindah," kata dia.
Rusunawa Jatinegara Barat memiliki total dua tower. Warga yang dipindahkan di tempat tersebut berasal dari penggusuran Kampung Pulo dan Gang Anwar, Jatinegara, Jakarta Timur.
Sejunlah warga mengatakan, mereka tidak mendapatkan ganti rugi berupa uang pada waktu digusur sekitar dua tahun lalu. Sebagai gantinya, mereka mendapatkan satu unit rumah susun di Rusunawa Jatinegara Barat dengan biaya sewa satu rumah susun sebesar Rp 300 ribu per bulan.