Kamis 18 Jan 2018 12:32 WIB

Pos Indonesia Kirim 88 Ton Buku Gratis ke Seluruh Indonesia

Deputy Bisnis E-Commerce Regional 4 Jakarta PT Pos Indonesia, Febby Ardino Nengah (tengah)
Foto: Istimewa
Deputy Bisnis E-Commerce Regional 4 Jakarta PT Pos Indonesia, Febby Ardino Nengah (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pos Indonesia (Persero) selama tahun 2017 telah mengirimkan sebanyak 88,4 ton buku senilai lebih dari Rp 5 miliar dalam program 'Pengiriman Buku Gratis' untuk mendukung gerakan literasi di tanah air. Pengiriman buku gratis yang dilakukan tanggal 17 setiap bulannya ini dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Mei 2017 saat menerima para penggiat literasi di Istana Negara.

"Melalui program ini misi kami terpenuhi yakni menjadi asset yang berguna bagi bangsa dan negara," ujar Deputy Bisnis E-Commerce Regional 4 Jakarta PT Pos Indonesia, Febby Ardino Nengah dalam rilisnya, Rabu (17/1).

Febby menjelaskan pengiriman buku dalam gerakan literasi ini dapat dilakuan di seluruh kantor pos tak hanya kantor pos besar tapi kantor pos kecil sekalipun bisa menerima kiriman dengan biaya nol rupiah alias gratis. Untuk pengiriman pada 17 Januari, Kantor Pos Jakarta Pusat mengirimkan sebanyak 774 paket untuk dibagikan ke 531 Taman Bacaan Masyarakat.

"Jumlah ini masih sangat sedikit. Pos Indonesia masih bisa melakukan lebih baik lagi. Kebaikan itu menular. Kiriman buku ini sangat bermanfaat sekali. Namun isinya yang luar biasa untuk Indonesia yang lebih baik," kata Febby.

Pada kesempatan yang sama Dirjen PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Haris Iskandar menyatakan minat baca masyarakat masih sangat rendah dibandingkan dengan negara Amerika. Mantan Atase Indonesia di Washington itu menyebut Amerika surganya buku, dimana perusahaan di negara Paman Sam itu mewajibkan penerbit untuk mendonasikan sebanyak 20 persen buku terbitannya dalam program literasi dan hal itu juga berdampak pada sistem perpajakan perusahaan.

"Kalau bisa seluruh penerbit buku di Indonesia juga dapat mengirimkan sisa buku yang masih tersimpan di gudang, ya sekaligus mengurangi beban perusahan sekaligus mencerdaskan dan memajukan kehidupan masyarakat," ujar Haris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement