REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teten Masduki harus melepaskan jabatan sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) yang telah dia emban sejak akhir 2015. Posisinya harus digeser Moeldoko yang telah resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/1).
Lantas kemana Teten berlabuh? Sebelumnya, ramai diperbincangkan bahwa dia akan dipindahtugaskan menjadi duta besar di salah satu negara sahabat. Bahkan, ada yang melayangkan isu bahwa, Teten siap menggantikan peran Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian.
Namun, teka-teki itu akhirnya terkuak. Teten yang merupakan mantan aktivis itu justru akan lebih dekat dengan Jokowi. Presiden secara langsung meminta Teten untuk bisa menjadi koordinator staf khusus (stafsus) yang dimiliki Jokowi.
"Saya sekarang dalam tanda petik diberi tugas khusus," kata Teten dalam serah terima jabatan di kantornya, Rabu (17/1).
Jokowi saat ini memiliki tiga stafsus yaitu Johan Budi, Diaz Hendopriyono, dan Gories Mere. Johan Budi menjadi staf khusus bidang komunikasi Presiden Jokowi. Johan sebelumnya merupakan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diaz Hendropriyono merupakan seorang tokoh pemuda yang aktif mendukung Joko Widodo dalam masa kampanye pemilihan Presiden RI pada 2014. Diaz merupakan ketua umum "Kawan Jokowi". Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Analis Strategis di Badan Intelijen Negara
Sedangkan, Gories Mere memiliki pengalaman yang panjang dan banyak mengisi posisi penting di Mabes Polri. Ia sempat menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional dan Kepala Detasemen Khusus 88 yang berfokus menangani kejahatan-kejahatan terorisme.
Teten mengatakan, stafsus yang ada sekarang akan lebih dikoordinasikan dengan KSP yang sebelumnya sempat dia jabat. Terlebih dengan kehadiran Moeldoko maka KSP dan Stafsus bisa lebih bagi dalam menunjang kinerja Presiden Jokowi.
"Tentu nanti kita akan bersinergi (antara stafsus) dengan KSP," ujarnya.
Terkait dengan pergantian menteri guna mendukung persiapan Pilpres 2019, Teten menutukan bahwa hal tersebut tidak demikian. Namun, Jokowi merasa perlu ada sedikit perubahan untuk menyelesaikan semua program kerja yang akan selesai tidak lebih dari dua tahun. Dengan orang baru maka Jokowi berharap bisa memperkuat konsolidasi berbagai program yang ada di pemerintahan.