Rabu 17 Jan 2018 11:58 WIB

Risma Imbau Warganya Waspada Perubahan Iklim

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau kepada seluruh masyarakat surabaya agar waspada dan siap dalam menghadapi anomali cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini. Risma berpesan supaya warga surabaya tidak meremehkan segala bentuk perubahan cuaca yang akan terjadi.

Risma mencontohkan kasus kecelakaan yang menimpa salah seorang pengendara motor, yang secara tiba-tiba berhenti ketika hujan tiba dengan maksid ingin menggunakan jas hujan. Namun, bukannya selamat, si pengendara justru ditabrak dari belakang oleh pengendara lainnya hingga meninggal dunia.

"Kalau sudah tahu mendung dan mau hujan langsung pakai jas hujan, jangan ditunda-tunda. Karena dampaknya akan membahayakan orang lain," kata Risma di Surabaya, Rabu (17/1).

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu melanjutkan, perubahan anomali ini nyatanya turut mengubah perilaku seseorang dalam berkendara. Artinya, warga khususnya pengendara nampak sensitif ketika mengalami climate change.

"Tidak bisa kita mengatakan, apa kata nanti, sungguh itu tidak boleh. Makanya kita harus mempersiapkan dengan baik," ujar Risma.

Politikus PDI Perjuangan itu juga mengimbau kepada pengendara untuk tidak melintas di atas pedestrian saat hujan tiba. Menurutnya, itu sangat membahayakan orang lain. "Jadi bersama-sama kita siapkan semuanya, tidak boleh meremehkan hal-hal sepele semacam itu," kata Risma.

Risma menambahkan, anomali cuaca yang tidak menentu ini, tidak hanya dirasakan warga Indonesia. Tetapi sebagian besar masyarakat di negara-negara dunia juga merasakan hal aneh dan bingung melihat perubahan iklim saat ini.

Dampak lain dari perubahan iklim, kata Risma, adalah gangguan terhadap bahan pangan yang diakibatkan oleh global warning. Risma pun mengingatkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami kesulitan dalam masa panen.

"Jadi kalau warga punya uang banyak, jangan dihambur-hamburkan hanya untuk makan. Nanti kalau sudah langka dan akhirnya harga melambung tinggi kita sendiri yang akan sulit," ujar Risma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement