Rabu 17 Jan 2018 02:36 WIB

Trik Mengelola PKL di Sekitar Mal

Rep: desy susilawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Pedagang Kaki Lima
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pedagang Kaki Lima

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Anda sering merasa kesal dengan pedagang kaki lima (PKL) yang ada di pinggir jalan? PLN sering kali dianggap mengganggu bahkan membuat kemacetan. Pengembang apartemen Green Pramuka memiliki trik dalam pengelolaan PKL.

Mereka menggunakan prinsip win-win solution. Pengelolaan PKL oleh pengembang Apartemen Green Pramuka berhasil dilakukan di Green Pramuka Square melalui upaya dialog yang harmonis sehingga tercipta komunitas pedagang di dalam lingkungan hunian.

"Selama ini para pengelola mal dan apartemen di Jakarta cenderung enggan berbagi tempat dengan para PKL dengan berbagai alasan. Jika kemudian menyediakan tempat, dilakukan dengan menetapkan tarif yang tinggi. Kami justru sebaliknya, para PKL kami ajak untuk masuk ke lingkungan hunian," ujar Marketing Director Green Pramuka City Jeffry Yamin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (16/4).

General Manager Green Pramuka Square Liza Monalisa dalam kesempatan yang sama menuturkan dengan adanya integrasi tersebut sajian kuliner di lingkungan Green Pramuka Square dapat dilakukan sepanjang hari mulai pukul 06.00 sampai malam jam 24.00. Pada pagi jam 06.00-10.00 sebelum gerai makanan Green Pramuka Square buka, para PKL menyediakan beragam sajian sarapan pagi mulai dari sejumah kudapan ringan hingga yang agak berat, seperti nasi pecel, nasi uduk, lontong sayur, bubur Manado, soto ayam hingga mi ayam.

Ketika mal mulai buka pada jam 10.00 hingga jam 22.00 tersedia beragam makanan yang ditawarkan tenant (penyewa) mal dan food court. Kemudian, ketika mal tutup, street food kembali hadir dengan sajian, seperti sate Padang, angkringan, hingga nasi goreng kepiting.

Untuk menjaga ketertiban dan kebersihan kuliner jalanan yang dijajakan PKL yang berada di dalam lingkungan hunian wajib mematuhi kesepakatan bersama yang telah dirumuskan oleh para pedagang dan pengembang Green Pramuka City. 

Dengan sistem win-win solution ini, menurut Marketing Director Green Pramuka City Jeffry Yamin justru menjawab kebutuhan para penghuni apartemen yang ingin mencari selingan bagi kuliner di dalam mal. Pada sisi lain, dengan PKL yang tertata, lingkungan apartemen lebih semarak.

Pada sisi lain melalui integrasi dapat menjadi solusi nyata terhadap keluhan sepinya sejumlah mal di Jakarta yang terlambat membaca perubahan gaya hidup masyarakat kota besar yang mengurangi perjalanan ke mal hanya untuk berbelanja.

Dalam skala yang lebih luas konsep integrasi pengelolaan hunian-pusat perbelanjaan dengan PKL sesuai dengan konsep one stop living yang menjadi perhatian pemerintah Presiden Joko Widodo dalam pengembangan infrastruktur kawasan terpadu tempat tinggal, pusat bisnis yang terintegrasi dengan titik-titik transportasi massal.

"Jangan sampai ketika kawasan terpadu yang nanti dibangun di banyak titik berjalan ke arah yang salah dimana bukan lingkungan modern yang diharapkan justru menjadi lingkungan yang padat dan kumuh," kata Yamin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement