REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi memang dipastikan masih berstatus normal. Namun, masyarakat diminta waspada mengingat cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang selama beberapa hari terakhir kerap terjadi di sekitaran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada malam hari.
Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi terkait kondisi cuaca beberap hari belakangan. Termasuk, kepada masyarakat yang sedang ataupun hendak beraktivitas di sekitaran Gunung Merapi.
Kegiatan pendakian Gunung Merapi direkomandasikan hanya sampai Pasar Bubrah, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan upaya mitigasi bencana. Itu disebabkan kondisi morfologi Puncak Gunung Merapi saat ini rawan terjadi longsor.
"Sehingga, sangat berbahaya bagi keselamatan para pendaki," tulis Pusdalops BPBD DIY kepada Republika.co.id, Selasa (16/1).
Kepada masyarakat umum, BPBD DIY mengeluarkan imbauan agar masyarakat mencermati kondisi bangunan yang sudah tua, sehingga dapat dilakukan antisipasi lebih dini. Masyarakat yang berakvitias di pantai atau laut turut diimbau menunda penangkapan ikan tradisional.
Untuk Gunung Merapi sendiri, berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tentang laporan aktivitas Gunung Merapi pada 5-11 Januari, disimpulkan status Gunung Merapi normal.
Namun, pada malam hari, angin di lereng selatan Gunung Merapi atau daerah Cangkringan terpantau memiliki kecepatan sedang dan tidak tentu arah. Terpantau pula adanya badai atau angin kencang di puncak Gunung Merapi selama tiga hari terakhir.
Walau tidak merata, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut memperkirakan hujan akan terus terjadi di sekitaran DIY, terutama pada malam hari. Berlangsung cukup lama, intensitas hujan diperkirakan sedang sampai lebat.
Advertisement