REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan, kepolisian telah mendata potensi kerawanan pilkada di daerah tertentu. Menurut dia, daerah dengan calon tunggal tanpa lawan relatif lebih aman.
"Kita lihat ada juga calon tunggal dan kita lihat daerah yamg calon tunggal itu relatif aman," kata Tito di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (15/1).
Dengan perkiraan yang relatif aman, kata Tito, pengerahan personel keamanan yang diterjunkan pun menurut dia tidak perlu berlebihan. Dengan demikian, personel yang berlebih dapat dimanfaatkan untuk keperluan atau daerah lain.
"Jadi kekuatan secukupnya, sehingga kekuatan di tempat yang relatif aman kita akan geser ke tempat yang relatif ada kerawanan atau isu sensitif," kata Tito melanjutkan.
Dalam pemilihan gubernur, tidak ada daerah yang memiliki calon tunggal. Namun, pada pemilihan walikota atau bupati, terdapat tiga belas kota atau kabupaten, yang memiliki calon tunggal, yakni Padang Lawas Utara, Kota Prabumulih, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Pasuruan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tapin, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Puncak, Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Jayawijaya.
Sejauh ini, Polri melihat kerawanan dari berbagai variabel setelah masa pendaftaran usai. Misalnya Polri melihat dari latar belakang partai pendukung, daerah, latar belakang paslon, dan isu sensitif yang kemungkinan akan keluar.
"Prinsip kita kalau sepanjang isu" provokatif, negatf tidak keluar itu dinamika Pilkada menurut hitungan Polri akan aman saja," kata Tito.