REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sudah hampir satu bulan harga telur ayam di Kota Bandung bertengger di kisaran Rp 24 ribu per kilogram. Selama kurun waktu tersebut harga komoditas yang satu ini tetap bertahan.
Tak kunjung turun harga telur ayam ini dikeluhkan masyarakat, khususnya kalangan usaha kecil dan menengah. "Sejak sebelum Natal sampai sekarang tak turun-turun," kata Budiman (45 tahun) pembuat kue jajanan pasar di kawasan Arcamanik, Kota Bandung, kepada Republika.co.id, Jumat (12/1).
Menurut Budiman, harga telur ayam mengalami kenaikan dignifikan menjelang Natal 2017. Seminggu menjelang Natal, kata dia, harga telur terus bergerak dari Rp 19 ribu hingga saat ini yang mencapai Rp 24 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur seperti sekarang ini, imbuh dia, jarang terjadi.
"Naiknya banyak dan lama turunnya. Lebaran pun enggak pernah naik setinggi dan selama seperti sekarang," kata dia yang membuat jajanan pasar berbahan telur ayam ini.
Budiman berharap pemerintah turun tangan untuk mengatasi persoalan harga telur ayam ini. Jika tak segera distabilkan ia khawatir kenaikan harga telur mengganggu kegiatan kalangan usaha kecil dan menengah.
"Naiknya terlalu lama. Biasanya setelah tahun baru harga normal. Tapi sekarang tetap bertahan di harga Rp 24 ribu," imbuh dia.
Sejumlah pedagang telur ayam di Pasar Cicaheum, Kota Bandung juga mengeluhkan tingginya harga tersebut. Aos (45) salah seorang pedagang mengaku omzet penjualanya mengalami penurunan saat harga naik.
"Memang saat Natal dan tahun baru penjualan tinggi meski harga naik. Tapi sekarang menurun," kata dia.